HRW: Kelompok Bersenjata Serang Imigran di Laut Aegea
ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Kelompok bersenjata tak dikenal melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal yang membawa migran saat sedang menyebrang laut Aegea, Human Rights Watch melaporkan pada hari Kamis (22/10).
Mengutip dari seorang saksi, kelompok hak asasi yang berbasis di New York mengatakan ada delapan insiden ketika penyerang “mencegat dan menghentikan kapal yang membawa pencari suaka dan imigran dari Turki menuju pulau-pulau di Yunani, sebagian besar terjadi dari tanggal 7 hingga 9 Oktober lalu.”
Menurut salah seorang warga Afganistan bernama Ali (17), kelompok bersenjata yang terdiri dari lima orang tersebut menabrak perahu karet mereka dengan speedboat pada tanggal 9 Oktober.
“Awalnya ketika mereka mendekat, kami pikir mereka akan membantu kami,” kata dia kepada HRW.
“Tapi melihat gerak-gerik mereka, kami menyadari mereka datang tidak untuk membantu kami, tetapi mereka mengambil perahu kami dan melesat pergi.”
Dia mengatakan mereka kemudian menyerang tiga kapal lainnya secara berurutan sebelum melaju ke arah pantai Yunani.
“Mereka berbicara dengan bahasa yang tidak kami mengerti, tapi pasti bukan bahasa Turki, karena kami orang Afganistan mengerti sedikit bahasa Turki.”
Pengakuan serupa juga disampaikan oleh para migran dan beberapa kelompok HAM selama musim panas.
Serangan tersebut terjadi di dekat pulau Lesbos.
Sebuah sumber penjaga pantai Yunani mengatakan keluhan tersebut sudah diselidiki dan masih dalam pencarian. Namun, mereka belum dapat menemukan para pelaku.
Pada bulan Agustus, penjaga pantai menangkap tiga orang di Pulau Samos yang diduga menyerang para migran yang berusaha menyeberang ke Yunani dari Turki.
Mereka berpakaian seperti anggota penjaga pantai Yunani dan mengenakan tudung kepala, kata penjaga pantai.
Pada saat itu, beberapa pengungsi dari Suriah dan Irak di pulau Kos mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah diserang oleh orang-orang bersenjata yang menggunakan topeng di laut. Beberapa di antaranya bahkan mengeluh mereka mencuri bahan bakar kapal dan merampas kapal mereka.
Pengungsi menuduh penjaga pantai Yunani menyerang mereka.
Imigran Masuk ke Yunani Meningkat
Lebih dari 500.000 migran dan pengungsi telah tiba di Yunani, sebagian besar dari mereka melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di Suriah.
Banjir pengungsi ini seperti penanda adanya pembiaran oleh pihak berwenang dan telah menjadi ancaman bahwa mereka akan memenuhi wilayah di pulau-pulau Yunani.
Pada hari Rabu (21/10), International Rescue Committee mengatakan 16.000 orang terdampar di pulau Lesbos karena terlambat mendaftar.
“Pasokan makanan mereka menipis, sama halnya dengan pasokan air, toilet atau menemukan tempat tinggal yang cocok,” kata IRC.
Kementerian Dalam Negeri Yunani pada hari Kamis (22/10) mengatakan perlu tambahan dana sekitar USD 375 juta untuk memperbarui pusat pendaftaran di pulau-pulau Yunani.
Sementara itu, respon dari negara Uni Eropa yang diharapkan akan menambah petugas tambahan di perbatasan masih jauh di bawah permintaan.
Dari 775 staf yang diminta oleh lembaga perbatasan Uni Eropa Frontex, hanya 48 orang yang akan datang oleh enam negara dari 48 negara anggota lainnya.
“Kami berusaha untuk melakukan tanggung jawab kami,” kata Kementerian itu dalam sebuah pernyataan. (yahoo.com)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...