Hutan Mangrove Kalsel Rusak Hingga 70 Persen
BANJARBARU, SATUHARAPAN.COM – Hutan mangrove di wilayah pesisir Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kondisinya cukup memprihatinkan. Dari luasan 116.824 hektare, diperkirakan sekitar 70 persennya dalam kondisi rusak.
"Kelestarian hutan mangrove Kalsel tergolong terancam. Untuk itu, perlu perhatian bersama dan langkah konkret menjaga dan melestarikan keberadaannya," kata Ahli Budidaya Perairan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Ir Pahmi Ansyari MS di Banjarbaru, Sabtu (31/8).
Menurut dia, diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki ekosistem hutan mangrove tersebut. Salah satu kegiatan yang nyata seperti penanaman bibit pohon mangrove.
Penanaman mangrove atau juga kerap disebut pohon bakau itu, kata dia, manfaatnya sangat besar untuk lingkungan, terutama mencegah terjadinya abrasi pantai.
"Sebagai wujud nyata kepedulian pelestarian hutan mangrove, kami akan melakukan gerakan menanam seribu mangrove dengan slogan Bergerak untuk Mangrove (BUM)," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM itu.
Gerakan menanam seribu mangrove di pesisir pantai Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut itu bertujuan agar mengembalikan kondisi ekosistem pesisir dan biota laut sekaligus mencegah abrasi.
"Melalui penanaman kembali ini, kita ingin pembuatan hutan bakau atau mangrove yang hijau dan lebat di kemudian hari," katanya.
Kegiatan penanaman pada 7 September 2019 nanti, melibatkan unsur perguruan tinggi baik dosen maupun mahasiswa, dan unsur pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten, unsur pelaku usaha PT Arutmin Indonesia dan unsur masyarakat yaitu kelompok masyarakat nelayan Desa Pagatan Besar.
"Penanaman bibit mangrove ini juga merupakan rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun ke-55 (Lustrum XI) Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM tahun 2019," kata Pahmi. (Antaranews.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...