IAEA Kirim Inspektur ke Ukraina, Terkait Tuduhan Gunakan Bom Kotor
Pemeriksaan atas permintaan Ukraina, setelah Rusia menuduh Ukraina gunakan bom kotor yang dicampur dengan bahan nuklir.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pengawas nuklir PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) sedang bersiap untuk mengirim inspektur dalam beberapa hari mendatang ke dua lokasi Ukraina atas permintaan Kiev, katanya pada hari Senin (24/10). Ini reaksi nyata terhadap klaim Rusia bahwa Ukraina dapat menyebarkan apa yang disebut bom kotor, yang dibantah Ukraina.
Pengumuman Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu menyusul pernyataan seorang perwira senior Rusia bahwa dua institut di Ukraina yang terkait dengan industri nuklir terlibat dalam persiapan untuk memproduksi bom semacam itu. "Bom kotor" dicampur dengan bahan nuklir.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengetahui pernyataan yang dibuat oleh Federasi Rusia pada hari Minggu (23/10) tentang dugaan kegiatan di dua lokasi nuklir di Ukraina," kata IAEA dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa keduanya sudah diperiksa dan satu sudah diperiksa sebulan yang lalu.
“IAEA sedang bersiap untuk mengunjungi lokasi dalam beberapa hari mendatang. Tujuan dari kunjungan pengamanan adalah untuk mendeteksi kemungkinan aktivitas dan materi nuklir yang tidak diumumkan,” tambahnya.
Media Rusia mengutip Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi dan kimia Rusia, mengatakan dalam sebuah pengarahan: “Menurut informasi yang kami miliki, dua organisasi di Ukraina berada di bawah instruksi konkret untuk membuat apa yang disebut bom kotor.”
Kantor berita negara Rusia, RIA sebelumnya telah mengidentifikasi apa yang dikatakannya adalah dua lokasi yang terlibat dalam operasi tersebut, Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kiev.
Pernyataan IAEA tidak merujuk pada kedua fasilitas tersebut. Tetapi mengutip Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, yang mengatakan bahwa badan tersebut telah “memeriksa salah satu lokasi ini satu bulan yang lalu dan semua temuan kami konsisten dengan deklarasi perlindungan Ukraina.
“Tidak ada aktivitas atau bahan nuklir yang tidak diumumkan yang ditemukan di sana.”
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mentweet pada hari sebelumnya bahwa dia telah berbicara dengan Grossi dan mendesaknya untuk “mengirimkan para ahli ke fasilitas damai di Ukraina yang diklaim oleh Rusia sebagai “bom kotor.” Dia setuju. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...