Ibu Negara Afghanistan, Seorang Kristen, Inisiator Damai
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Rula Ghani, istri Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjadi inisiator simposium penyelesaian konflik bertema, “Afghan Women, Messenger of Peace”. Acara diselenggarakan Senin, 15/5, di Kabul Afghanistan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Yohana Yembise menjadi pembicara utama dalam simposium tersebut. Dalam orasinya, Yohana berharap perempuan Afghanistan dapat berperan sebagai mediator dalam penyelesaian konflik sosial dan sebagai juru damai dalam konflik internal maupun internasional.
"Dalam situasi darurat akibat konflik perempuan biasanya menjadi korban, tetapi perempuan juga dapat berperan penting sebagai agen yang menyuarakan penyelesaian sengketa melalui perdamaian," kata Yohana.
Dia mengatakan perempuan yang menjadi kombatan, pemimpin agama, dan aktivis dapat berkontribusi menyumbang kegiatan sosial ketika konflik dengan cara mereka masing-masing untuk mendukung perdamaian.
Yohana menegaskan bahwa Indonesia juga bersedia membantu Afghanistan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, salah satunya dengan membagi pengalaman Indonesia dalam meningkatkan kapasitas dan mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui musik.
"Kami melakukan berbagai kampanye antikekerasan terhadap perempuan melalui musik. Musik adalah media yang paling gampang diterima oleh semua kalangan," kata dia.
Setelah bulan Ramadan, Indonesia akan mengundang delegasi Afghanistan untuk mempelajari secara detail program-program pemberdayaan perempuan.
Diikuti 205 Perempuan
Pada kesempatan yang sama Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani yang juga menjadi inisiator simposium tersebut mengatakan acara tersebut diselenggarakan untuk mendengar suara para perempuan yang selama ini menjadi korban dari konflik yang berkepanjangan di negara tersebut.
"Inilah saat kita mendengar dan perempuan berbicara bahwa perang harus dihentikan. Kita di sini berkumpul untuk mencari solusi untuk menghentikan kekerasan," kata dia.
Ada sekitar 205 perempuan ikut simposium tersebut yang merupakan perwakilan aktivis dan korban dari seluruh provinsi di Afghanistan.
Perjuangan Rula Ghani
Rula Ghani bisa dikatakan menjadi satu-satunya orang Kristen Afghanistan yang bisa mengaku dirinya Kristen di depan publik. Sebab, UU Afghanistan, yang menjadikan Islam sebagai agama negara, tidak boleh ada penduduk negara itu yang beragama selain Islam, belum dicabut.
Hanya ada satu gereja di Afghanistan, yaitu di Kedutaan Besar Italia. Karena, Italia adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Afghanistan pada 1919. Jemaat di gereja Katolik di Kedubes seluruhnya adalah orang asing—tidak ada warga lokal. Walau demikian sebenarnya ada beberapa warga asli Afghanistan yang mengikut Kristus, mereka adalah etnis Armenia atau India. Hanya mereka tidak dapat beribadah di muka umum dan menyembunyikan identitas religius mereka.
Hanya, seluruh dunia tahu kalau Rula Ghani adalah seorang Kristen. Sebab, dia adalah ibu negara Afghanistan, istri dari Ashraf Ghani, presiden Afghanistan. Rula Saade atau disapa Roula ini lahir dari keluarga Maronit Kristen Lebanon. Selesai pendidikan sarjana di Prancis, ia melanjutkan pendidikan magister di Lebanon dan selesai pada 1974. Di kampus American University of Beirut itulah Rula bertemu Ashraf dan jatuh cinta. Mereka menikah pada 1975 dan dikaruniai dua anak: Mariam dan Tariq.
Sebagai ibu negara apakah hidup Rula aman-aman saja? Walau mayoritas masyarakat Afghanistan menyambut ibu negara yang seorang jurnalis ini, kaum konservatif mempertanyakan latar belakang agamanya. “Tidak ada yang melihatnya masuk Islam,” kata Maulavi Habibullah Hasham, dari masjid Bagh Bala di Kabul, dalam sebuah wawancara, “Saya percaya misinya mengkristenkan orang.” Berbagai komentar ulama lainnya yang berisi penghinaan dilontarkan oleh saingan Presiden Ghani selama pemilu.
Bahkan, klaim keji beredar di media sosial. Ada yang memasang foto yang menunjukkan Presiden Ghani beribadah di gereja Kristen, dan menuduh istrinya adalah seorang agen Israel. Terlepas dari perilaku para ekstremis agama ini, Rula Ghani dicintai rakyat Afghanistan dan dikenal sebagai pembaru peran perempuan Afghanistan yang terkungkung dalam adat dan agama yang membatasi peran perempuan di rumah. Perempuan Afghanistan dikenal sering mendapat kekerasan baik fisik dan seksual tanpa bisa berbuat apa-apa karena hidupnya tergantung pada laki-laki. (ant/dbs)
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...