Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Prasasta 18:22 WIB | Rabu, 17 April 2013

ICW Ingin Kemendikbud Transparan Tentang Tertundanya Ujian.

Peserta Ujian Nasional (14/04) (foto: Prasasta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Febri Hendri dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menginginkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan segera melaporkan sejelas-jelasnya dan juga mau transparan kepada aparat penegak hukum saat terindikasi korupsi dalam proses tender naskah Ujian Nasional 2013, demikian kata dia dalam perbincangan bersama Pro 3 (Radio Republik Indonesia (RRI), Rabu (17/4).

Ini perlu ditelusuri lebih pada kelalaian yang perlu dilihat lebih lanjut adalah kementrian pendidikan kebudayaan karena apakah pak menteri mengadakan tender dengan benar, sehingga meloloskan perusahaan tersebut.”

Indonesian Corruption Watch memberikan tanggapan penuh terhadap kasus tertundanya penyelengaraan Ujian Nasional ini, pihaknya menyayangkan hal ini terjadi karena ada perusahaan yang diduga belum berpengalaman untuk proses lelang dalam jumlah besar, dan terindikasi korupsi di dalam proses lelang tersebut.

Kami memberikan perhatian penuh terhadap hal itu, dan kami telah mengadakan audiensi degan KPK terkait dengan ujian dan tender pengadaan.” ujar Febri Hendri. “Kemendikbud harus serahkan ke penegak hukum dan serahkan semua dokumen. Jangan sekali-kali menutupi praktek ini.” lanjutnya.

Pada pencetakan soal ini ada enam perusahaan yang ditunjuk, salah satunya adalah PT. Ghalia Indonesia Printing, perusahaan inilah yang dikecam banyak pihak karena telat mendistribusikan naskah ke sebelas propinsi. Pelaksanaan Ujian Nasional mengalami penundaan di sebelas propinsi, dan baru besok (18/4) mulai ujian.

Febri menambahkan bahwa ICW menemukan hal yang tidak lazim dalam proses lelang, karena ada perusahaan yang mencetak lembar naskah soal saja sementara jawaban dilakukan pihak lain dan ini menyebabkan keterlambatan.

sumber : RRI

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home