ID12 Persembahkan Karya “The Colours of Indonesia: Hotel No 12”
SATUHARAPAN.COM – Ada “hotel” di Atrium Senayan City, Jakarta Selatan. Tempat yang biasanya digunakan sebagai promosi aneka produk gaya hidup, pameran, dan peragaan busana itu “disulap” menjadi hotel mewah, yang bisa dilihat, dinikmati, dan dirasakan suasananya, mulai 15 September sampai dengan 27 September.
“Hotel Number 12” adalah pergelaran pameran instalasi desain interior persembahan karya 12 desainer interior yang menamakan diri ID12. “The Colours of Indonesia 2016: Hotel Number 12”, tema yang diusung, adalah mock-up hotel dalam ukuran sesungguhnya.
Memasukinya, pengunjung akan disongsong presentasi ruang lobby yang menyatu dengan reception, Jumputan Lobby Lounge dan The Kawung Main Reception. Ruang itu terletak berhadapan dengan ruang floris, Anjani Way of Flowers. Selanjutnya pengunjung akan dapat menyaksikan Uma Gift Shop, The Songket Boutique, yang berhadapan dengan Tondano Kafe. Presentasi berikut adalah dua ruang tidur, Anyaman Bedroom Suite dan Sokoguru Bedroom Suite. Pengunjung kemudian dapat menikmati jajaran Bodhi Relaxation Room, Parangtritis Powder Room yang berhadapan dengan Serumpun Bambu Restaurant. Presentasi terakhir adalah Bugis Business Lounge.
Pameran ID12 kali ini adalah pameran kedua setelah ID12 menghadirkan kolaborasi persembahan karya di pusat perbelanjaan yang menjadi trendsetter lifestyle itu, di bawah payung acara dua tahunan “The Colours of Indonesia”. ID12 adalah Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Sammy Hendramianto Syamsulhadi, Shirley Gouw, Vivianne Faye, dan Yuni Jie.
Tersirat dari tema payung yang diusung itu, unsur keindonesiaan yang kental menjadi inspirasi utama tiap ruang. Unsur keindonesiaan itu menjadi rantai yang memadukan gaya tiap desainer menjadi satu napas yang dinamis, menyatukan irama klasik, modern, dan kontemporer dalam harmonisasi yang apik.
Di tangan ID12, “colours of Indonesia” itu berwujud jumputan, kawung, parang ceplok, mega mendung, anyaman, sarung bugis, songket, parang, batik jawa hokokai, hingga bambu. Bukan hanya hadir dalam visual sebenarnya, namun juga dalam bentuk interpretasi pola dan motif yang kemudian dihadirkan dalam tampilan dan teknik modern.
Agam, yang mempresentasikan karya Serumpun Bambu Fine Dining Restaurant, misalnya, bukan hanya menghadirkan rangkaian potongan bambu cantik di atas meja. Ia, yang mengaku memang menyukai bambu, juga menciptakan ornamen dekoratif bambu dari kayu sebagai elemen penting bagi dinding restorannya.
Motif parang ceplok menginspirasi Shirley Gouw. Ia mengambil garis kelopak bunga yang menjadi bentuk toko bunga karyanya. Shirley memilih hitam dan putih sebagai latar, termasuk lantai, untuk menonjolkan warna-warna bunga yang memenuhi tokonya.
Konsep ruang berlatar motif terkenal Cirebon mega mendung menjadi pilihan Joke Roos yang mempresentasikan ruang relaksasi. Alih-alih menghadirkan peralatan gymnastic, yang tentu memakan banyak space di ruang pamernya, ia memilih mempresentasikan ruang spa dan yoga. Ia menghadirkan warna lembut untuk dinding bermotif mega mendung yang mampu mendatangkan rasa tenteram.
Perancang busana papan atas, Chossy Latu, memberikan sentuhan pada pergelaran itu dengan menghadirkan seragam petugas di masing-masing ruang.
Memanfaatkan Keanekaragaman Budaya Indonesia
“The Colours of Indonesia: Hotel No 12”, menurut Ary Juwono, yang didapuk jadi ketua The Colours of Indonesia 2016, adalah bentuk pertanggungjawaban ID12 dalam berkarya. “Ini keinginan kami berbagi showcase, yang dapat dilihat khalayak langsung, mengingat selama ini masing-masing dari kami mengerjakan proyek yang tidak dapat dilihat banyak orang,” kata Ary, dalam acara pembukaan acara, 15 September lalu.
Dalam perjalanan persahabatan yang sudah terjalin sembilan tahun, ID12, menurut Ary, telah memberikan warna baru dan tawaran terkini dalam menyajikan sebuah pameran, “Kami menampilkan karya secara kolektif, tanpa kehilangan identitas dan cirri khas gaya personal tiap desainernya.”
Bahkan menurut pengakuannya, sejak pertama kali digelar dua tahun lalu, The Colours of Indonesia telah menebarkan efek positif, baik kepada masyarakat sebagai sasaran utama pameran dipersembahkan, maupun terhadap para pendukung, sponsor, dan tiap personel ID12 sendiri.
Pemilihan tempat penyelenggaraan, menurut Ary, tak lepas dari alasan pusat perbelanjaan itu banyak dikunjungi masyarakat tanah air dan mancanegara. “Kami memilih Jakarta Selatan, yang selama ini dikenal sebagai pusat trendsetter gaya hidup masyarakat Ibukota,” kata Ary.
Ia berharap pameran itu dapat menginspirasi pengunjung untuk memanfaatkan keanekaragaman budaya Indonesia dan mengaplikasikannya ke dalam desain interior mereka, “Kami juga berharap program ini akan mendorong program-program lain yang lebih insiratif untuk menghargai seni, budaya, dan tradisi Indonesia.”
Hingga 27 September mendatang, pengunjung juga dapat menikmati promosi produk interior baru, talkshow, termasuk berbincang-bincang dengan ID12 dalam acara “Upclose and Personal Talkshow by ID12” pada 24 September pukul 16.00 – 18.00.
Bagi Senayan City, yang mengklaim sebagai “the most fashionable shopping destination di Jakarta”, menghadirkan The Colours of Indonesia 2016: Hotel No 12 itu, adalah dalam rangka menyongsong rangkaian acara Senayan City Iconic 10 Years pada tanggal 21 September 2016.
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...