Idul Adha dan Pesan Membangun Solidaritas
SATUHARAPAN.COM – Hari ini, Kamis (24/9) umat Muslim seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha yang juga ditandai dengan berkurban, memotong hewan yang dagingnya dibagikan kepada warga masyarakat. Ibadah dan perayaan ini selain sebagai bentuk kataatan umat Muslim dalam kehidupan beragama, juga mewujudkan bentuk solidaritas terhadap masyarakat, terutama mereka yang berada pada lapisan bawah.
Dengan begitu, ibadah ini bukan saja menunjukkan dimensi vertikal dalam menjalankan perintah Allah, tetapi juga memiliki dimensi horizontal dalam membangun relasi dengan sesama umat manusia. Dan ibadah ini mendorong terciptanya hubungan yang lebih baik di antara umat manusia.
Menarik bahwa perayaan dengan pesan solidaritas ini tak lama berselang dengan Hari Perdamaian Internasional pada hari Senin (21/9). Dalam peringatan itu, organisasi dunia PBB menyerukan tindaknya yang nyata dan sederhana untuk membangun perdamaian dengan mengembangkan solidaritas di antara umat manusia.
Solidaritas di antara umat manusia akan menumbuhkan penghargaan pada martabat manusia dan menghidupkan nilai-nilai kebersamaan yang akan mendorong terciptanya keadilan dan perdamaian. Dan dengan perayaan Idul Adha ini, pesan solidaritas bisa berarti bukan hanya untuk umat Muslim, tetapi juga seluruh umat manusia yang hidup di satu planet ini.
Perayaan Idul Adha ini menjadi sangat penting, karena situasi dunia masih terus menghadapi masalah yang kompleks dan memprihatinkan dengan berbagai negara masih dilanda konflik dan perang. Bahkan pengungsi dari negara-negara tersebut telah menjadi masalah dunia yang rumit. Hal ini juga hanya bisa diatasi dengan membangun solidaritas umat manusia.
Dalam konteks Indonesia, membangun solidaritas menjadi sangat penting, justru dalam kondisi sekarang situasi sosial dan ekonomi masih menunjukkan gap yang cukup dalam. Situasi yang sulit dalam perekonomian telah menyebabkan banyak warga bangsa yang turun menjadi kelompok miskin, seperti diungkapkan Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu, di mana masih ada 28,59 juta warga yang miskin. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 27,73. Solidaritas di antara warga bangsa yang dapat membantu sesamanya mengatasi situasi ini.
Di sisi lain, kita masih menyaksikan banyaknya korupsi dilakukan oleh birokrasi dan para pejabat. Korupsi sendiri menandai begitu rendahnya solidaritas di dalam diri para pelakunya. Mereka hanya berpikir untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, di tengah-tengah masih banyak warga yang hidup miskin. Bahkan mereka tidak juga peduli bahwa uang yang dikorupsi adalah uang negara, dari rakyat, dan yang seharusnya, terutama untuk mereka yang berada pada lapisan masyarakat paling bawah.
Pesan solidaritas dalam perayaan Idul Adha menjadi penting, dan berharap bisa menjadi gaung yang terus berkumandang untuk menyadarkan kita atas kondisi sesama, terutama yang lemah. Pesan solidaritas diharapkan menyadarkan kita untuk menekan angka korupsi dan membangun keadilan untuk kesejahteraan bersama.
Gema solidaritas dalam perayaan umat Muslim pada Idul Adha ini diharapkan juga menjadi gaung yang berkelanjutan dalam masyarakat, dan juga bukan hanya dalam bidang ekonomi. Solidaritas perlu dikembangan dalam kehidupan sosial secara menyeluruh, dan hal itu yang mendorong terciptanya keadilan dan kebersamaan. Kondisi seperti itulah yang memungkinkan perdamaian tercipta di antar umat manusia.
Selamat merayakan Idul Adha 1436 Hijriah.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...