IHSG dan Rupiah Lanjutkan Penguatan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (17/2) ditutup melanjutkan penguatan menjadi 4.555 poin mengikuti bursa saham Asia. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 172 poin menjadi Rp 11.684 dibanding sebelumnya Rp 11.856 per dolar AS.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 47,32 poin atau 1,05 persen ke posisi 4.555,37. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 9,13 poin (1,19 persen) ke level 766,72.
"Masih positifnya laju bursa saham Asia, kembali memberikan imbas positif pada IHSG BEI," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan pelaku pasar saham asing juga masih melakukan aksi beli saham cukup signifikan. Dalam data BEI, investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 1,08 triliun pada Senin (17/2).
"Namun, sebelumnya kami ingatkan bahwa keinginan untuk ambil untung dapat mengubah arah IHSG sehingga waspadai pelemahan," kata dia.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, pelaku pasar diharapkan mewaspadai kondisi jenuh beli harian serta inflasi Februari 2014 yang diperkirakan meningkat akibat gagal panen dari efek meletusnya Gunung Kelud.
"Kami melihat bahwa walaupun kenaikan IHSG akhir ini terlihat cukup mengesankan, namun pasar belum sepenuhnya mengambil efek dari tingginya inflasi Februari nanti akibat bencana alam, keadaan jenuh beli juga dapat mengundang aksi ambil untung," kata dia.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk besok (Selasa, 18/2) yakni Jasa marga (JSMR), PT PP (PTPP), Bank Bukopin (BBKP), Mitra Adiperkasa (MAPI).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 267.944 kali dengan volume mencapai 4,96 miliar lembar saham senilai Rp 6,99 triliun. Tercatat, efek yang bergerak naik sebanyak 200 saham, yang melemah 107 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 92 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 237,53 poin (1,07 persen) ke level 22.535,94, indeks Nikkei naik 80,08 poin (0,56 persen) ke level 14.393,11 dan Straits Times menguat 30,57 poin (1,01 persen) ke posisi 3.069,28.
Rupiah Senin Sore Menguat Menjadi Rp 11.684
"Mata uang rupiah memimpin penguatan di antara mata uang negara berkembang setelah defisit neraca transaksi berjalan Indonesia menyempit," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia membaik cukup signifikan sehingga meningkatkan "outlook" bagi nilai tukar rupiah dan mengembalikan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia.
"Pelemahan dolar AS pada awal pekan ini mendorong kenaikan nilai aset yang masuk kategori berisiko seperti mata uang negara-negara berkembang," kata dia.
Ia menambahkan saat ini pelaku pasar juga sedang terbebani oleh melemahnya data ekonomi AS sehingga ekspektasi pasar bahwa the Fed akan mempertimbangkan pengurangan stimulus keuangan (tapering off).
"Ada perasaan di pasar bahwa the Fed mungkin akan memperlambat laju `tapering off`, atau bahkan dihentikan sementara di tengah memburuknya data ekonomi AS. Pelemahan dolar AS diperkirakan terus berlanjut," kata dia.
Ariston mengatakan, optimisme juga merebak setelah pada akhir pekan lalu pemerintah merilis data pinjaman baru China yang mencatatkan rekor angka pinjaman tertinggi dalam empat tahun terakhir di bulan Januari.
"Rilis itu cukup berhasil meredakan kekhawatiran pasar karena sebelumnya para investor cemas terhadap bank sentral China yang melakukan pengetatan moneter," papar dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (17/2), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.716 dibanding sebelumnya (14/2) di posisi Rp 11.886 per dolar AS. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...