IHSG Rabu Dibuka Meningkat 35,25 Poin
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (18/1) dibuka meningkat sebesar 35,25 poin menyusul ekspektasi perekonomian Indonesia yang positif pada tahun ini.
IHSG BEI dibuka menguat sebesar 35,25 poin atau 0,66 persen ke posisi 5.372,75. Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik sebesar 8,91 poin atau 0,96 persen ke posisi 938,59.
"Langkah Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dapat mendorong perekonomian domestik sehingga mendorong IHSG BEI bergerak menguat," kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono di Jakarta, Rabu (18/1).
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Selasa (17/2) ini memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen dengan suku bunga "lending facility" tetap pada level 8 persen dan suku bunga "deposit facility" turun 25 basis poin menjadi 5,5 persen.
Purwoko Sartono menambahkan bahwa penurunan BI rate itu juga merupakan indikasi inflasi pada tahun 2015 ini akan terkendali. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 melalui sidang paripurna yang digelar Jumat (13/2) lalu, inflasi diasumsikan sebesar 5 persen.
Dari eksternal, lanjut dia, data harga rumah baru di Tiongkok meningkat, hal itu sebagai dampak dari penurunan suku bunga kredit dan merupakan sinyal dari pemulihan ekonomi di negeri tirai bambu itu.
"Hari ini (Rabu, 18/2) kami proyeksikan indeks BEI berpeluang untuk kembali menguat seiring dengan sentimen yang cukup positif baik dari dalam negeri dan eksternal," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 60,59 poin (0,24 persen) ke 24.845,47, indeks Bursa Nikkei naik 169,81 poin (0,94 persen) ke 17.845,47, dan Straits Times menguat 13,84 poin (0,38 persen) ke posisi 3.429,70.
Nilai Tukar
Sedangkan Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 29 poin menjadi Rp 12.790 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.761 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa mata uang rupiah masih bergerak relatif stabil menyusul aksi Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen.
"Walaupun tekanan penguatan dolar masih terasa di Asia, namun masih dalam kisaran yang stabil," katanya.
Ia menambahkan bahwa pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Selasa (17/2) kemarin, BI tidak menyebutkan sama sekali kewaspadaan terhadap kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral AS (the Fed).
"BI justru optimistis kebijakan pelonggaran likuiditas oleh bank sentral Eropa (ECB) akan memberikan dampak positif untuk perekonomian Indonesia. Kami juga memperkirakan BI akan kembali memangkas BI rate pada tahun ini," katanya.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI rate dapat mendorong konsumsi di dalam negeri meningkat sehingga dapat menopang perekonomian Indonesia yang pada gilirannya akan membuat rupiah terangkat terhadap dolar AS.
"Ke depan, ruang penguatan rupiah masih terbuka lebar seiring dengan ekspektasi perekonomian domestik yang masih kuat," katanya.
Meski BI rate turun, menurut dia, tidak memudarkan minat investor asing untuk tetap masuk ke Indonesia karena imbal hasil investasi yang ditawarkan masih cukup kompetitif dengan negara tetangga di kawasan ASEAN.
"Mungkin dalam jangka pendek akan ada penyesuaian dari investor asing, tetapi akan kembali normal dengan kecenderungan peningkatan `capital inflow`," katanya.(Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...