Ikapi Batal Ikut Festival Buku Frankfurt
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) membatalkan keikutsertaan pada Festival Buku Frankfurt, Jerman menyusul pernyataan dari pihak penyelenggara yang mendukung dan memberi panggung pada penerbit serta penulis dari Israel.
"Keputusan penyelenggara Festival Buku Frankfurt untuk hanya memihak dan memberi panggung Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian antarnegara," kata Ketua Ikapi Arys Hilman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/10).
Ia menjelaskan, pameran buku semestinya merupakan ajang dialog yang adil dan upaya membangun saling pengertian, dan buku juga berperan menyuarakan perdamaian serta penghapusan penindasan di muka bumi.
"Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia," ucapnya.
Menurut dia, pernyataan penyelenggara Festival Buku Frankfurt yang memperluas panggung Israel dan membatalkan penghargaan bagi salah satu penulis Palestina, Adania Shibli yang karyanya bercerita tentang seorang perempuan Palestina yang diperkosa tentara Israel pada tahun 1949, seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal di tanah Palestina.
"Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari tanah air sendiri dan hari-hari belakangan bahkan kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia seperti akses terhadap air, pangan, dan energi," paparnya.
Ia menegaskan, pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada pada sisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan takkan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri.
"Ikapi sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestia dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina," tutur dia.
Ia melanjutkan, Rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi.
Selain itu, imbuhnya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah deklarasi Negara Palestina di Aljazair pada November 1988.
Sebelumnya, Ikapi dijadwalkan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mempromosikan budaya Indonesia pada khazanah buku dunia pada Festival Buku Frankfurt yang akan diselenggarakan pada 18-22 Oktober 2023 mendatang.
"Sebagai organisasi, Ikapi telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Festival Buku Frankfurt 2023, urung hadir pada acara pembukaan, serta meniadakan sejumlah acara," demikian Arys Hilman.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...