Ilmuwan Gunakan Partikel Nano Serang Kanker
PORTLAND, OREGON, SATUHARAPAN.COM – Para periset dan dokter, menggunakan partikel-partikel sangat kecil untuk mencari cara-cara memerangi kanker.
Sebagian partikel nano, yang berukuran sepersejuta meter, dirancang untuk membawa pewarna khusus yang bersinar ketika mengenai sel kanker.
Para ilmuwan Universitas Negeri Oregon mengatakan, ini memudahkan para ahli bedah untuk menemukan dan mengangkat tumor. Wartawan VOA Iryna Matviichuk, mengunjungi Portland dan mempelajari bahwa prosedur baru akan segera diuji coba pada pasien manusia.
Partikel nano khusus itu, ibarat kapal kecil yang mengangkut muatan pewarna ke sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. Pewarna itu membunuh sejumlah sel kanker, dan memudahkan dokter bedah untuk melihat dan mengangkatnya.
Canan Schumann, Departemen Ilmu Farmasi, Oregon State University mengatakan, "Partikel nano ini digunakan untuk mengirim pewarna ke sel-sel kanker supaya kami dapat pertama mendiagnosis kanker, kedua melihat kanker tumbuh dan ketiga ketika mengangkat kanker, kami bisa memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal."
Pengobatan nano itu dikembangkan oleh dua ilmuwan - pasangan yang berimigrasi ke AS dari Ukraina, Oleh dan Olena Taratula. Mereka membutuhkan waktu empat tahun untuk menemukan komposisi kimia yang sempurna.
Olena Taratula, Peneliti Universitas Negeri Oregon menjelaskan, "Pewarna ada dalam pelarut organik dan polimer ada di dalam air. Ketika kita mencampurnya dan mengeluarkan campuran organik, kita mendapatkan nanopartikel ini. Ketika terkena cahaya, mereka dapat menemukan sel kanker dan menghasilkan panas yang membunuh sel-sel ganas, “ katanya, dilansir voaindonesia.com pada Kamis (7/2).
Obat baru itu, berhasil diuji pada tikus dan kelinci di laboratorium Universitas yang bernama Laboratorium Taratula.
Langkah selanjutnya adalah uji klinis. Para peneliti mengatakan sangat penting untuk mengangkat semua sel kanker, apabila kanker muncul lagi, biasanya lebih agresif dan berbahaya.
"Kanker yang tertinggal akan menyebabkan kekambuhan di kemudian hari. Dan biasanya, kanker yang tertinggal kemungkinan akan menjadi resistan terhadap kemo," kata Schumann.
Banyak sel kanker diperlukan untuk penelitian. Sebagian besar dari sel-sel itu dikembangbiakkan di ruangan ini.
Para dokter dan ilmuwan mengatakan, bahwa pengobatan nano baru ini sangat menjanjikan karena memudahkan dokter untuk melihat perbedaan antara sel-sel ganas dan jaringan sehat, sesuatu yang dapat membuat perawatan kanker jauh lebih tepat.
Adam Alani, Profesor Universitas Negeri Oregon mengatakan, "Kami benar-benar tidak memiliki modalitas pencitraan kuat yang dapat membantu ahli bedah untuk mengenali tumor ringan. Dan pengobatan ini berpotensi besar untuk menyelesaikan masalah ini."
Namun, tes terbesar - melakukan uji klinis , masih akan datang. Para peneliti berharap partikel-partikel kecil ini akan sukses besar.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...