Ilmuwan Imbau Fokus Keamanan dalam Kecerdasan Buatan
MIAMI, SATUHARAPAN.COM - Perkembangan kecerdasan buatan tumbuh semakin cepat dan ratusan ilmuwan terkemuka dunia serta wirausahawan mendesak fokus baru yang lebih menyoroti keamanan dan etika guna mencegah bahaya bagi masyarakat.
Sebuah surat terbuka ditandatangani ahli fisika terkenal Stephen Hawking, salah satu pendiri Skype Jaan Tallinn, dan CEO SpaceX Elon Musk, bersama beberapa pakar dari universitas seperti Harvard, Stanford, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Cambridge, dan Oxford, serta perusahaan seperti Google, Microsoft, dan IBM, mengatakan, “Saat ini ada konsensus luas yang menilai bahwa kecerdasaan buatan (artificial intelligence/AI) semakin berkembang stabil, dan bahwa dampaknya terhadap masyarakat kemungkinan akan meningkat.”
Potensi keuntungannya sangat besar, karena semua yang ditawarkan peradaban adalah sebuah produk dari kecerdasan manusia. Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan diperoleh ketika kecerdasan diperbesar oleh alat yang mungkin disediakan AI, namun pemberantasan penyakit dan kemiskinan bukanlah hal yang sulit dimengerti, demikian ditambahkan.
Akibat dari besarnya potensi AI, penting untuk meriset bagaimana menghasilkan keuntungan sambil menghindari risiko keruntuhan.
Bagaimana menangani prospek senjata otomatis yang bisa membunuh dengan membabi buta, tanggung jawab mobil yang dikemudikan secara otomatis, dan prospek kehilangan kendali sistem AI sehingga hal itu tidak lagi sejalan dengan keinginan manusia, merupakan hal-hal yang menjadi kekhawatiran yang diangkat dalam surat itu. Pihak-pihak yang menandatanganinya menyebutkan hal tersebut patut dikaji dalam riset lebih lanjut.
Teks lengkap bisa dilihat di http://futureoflife.org/misc/open_letter.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...