Ilmuwan: Naiknya Permukaan Laut Tidak Bisa Dikembalikan
LONG BEACH, CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Para ilmuwan mengungkapkan, naiknya permukaan laut akan terus meningkat dan berlanjut hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Penduduk pesisir di seluruh dunia, sudah merasakan dampak dari naiknya permukaan laut ini. Banyak kota-kota yang beradaptasi terhadap keadaan ini. Reaksi mereka terhadap kenaikan permukaan laut ini difoto dan ditampilkan dalam pameran "Sink or Swim: Designing for a Sea Change."
“Badai dan banjir, yang terjadi di berbagai belahan dunia juga akibat dari perubahan ini,” kata ahli kelautan dan Presiden Akuarium Pasifik, Jerry Schubel.
“Perubahan iklim mengakibatkan naiknya permukaan laut, banjir di pesisir pantai dan badai“ katanya.
Sebuah video yang diproduksi oleh akuarium tersebut menunjukkan, daerah yang berada di dataran rendah yang tercatat pernah terkena banjir, adalah daerah yang langsung merasakan dampak dari naiknya permukaan laut.
Ahli meteorologi, Dan Cayan bersama Scripps Institution of Oceanography di Universitas California San Diego mengungkapkan, fenomena ini masih akan terus berlanjut.
“Dalam dua dekade terakhir air laut meningkat tajam. Kami yakin permukaan laut akan terus naik dengan cepat dalam beberapa dekade mendatang," kata Cayan.
Para ilmuwan, memperkirakan sampai akhir abad ini, permukaan laut di seluruh bumi akan terus naik sekitar satu meter dan akan terus bertambah.
“Naiknya permukaan laut ini, tidak akan berakhir pada tahun 2100. Ini akan menjadi sebuah permasalahan yang terus berlanjut, sementara planet menyesuaikan diri dengan keseimbangan energi baru akibat gas rumah kaca,” kata Cayan.
Cayan mengungkapkan, gas rumah kaca menyebabkan bumi akan semakin panas, ”ketika iklim semakin panas, es mencair di Greenland, Antartika dan menyebabkan permukaan laut terus naik di masa yang akan datang.”
Bagaimana orang di seluruh dunia terkena banjir, dan bagaimana mereka beradaptasi pada naiknya permukaan laut, ditampilkan oleh kurator Frances Anderton dalam pameran "Sink or Swim."
“Kita menghadapi masalah naiknya permukaan laut, ditambah keinginan kita untuk hidup di pesisir laut. Ada peningkatan pembangunan yang tinggi di garis pantai,” kata Anderton.
Salah satu foto yang dipamerkan, yang diambil di Bangladesh oleh Jonas Bendiksen menunjukkan siswa yang sekolah di sekolah apung di atas kapal kayu. Foto lainnya karya Iwan Baan, menampilkan bangunan apung berteknologi tinggi dari Belanda, rumah kapal kontemporer yang terbuat dari aluminium dan kaca.
Para ilmuwan mengatakan, para ahli tata kota masyarakat pesisir harus terus menemukan cara-cara yang inovatif untuk beradaptasi dengan naiknya permukaan laut ini. Melalui infrastruktur dan bangunan yang futuristik yang bersahabat dengan air, masyarakat akan bisa lebih baik menghadapi badai yang lebih kuat akibat perubahan keadaan dan mengurangi penderitaan manusia. (voaindonesia.com)
Editor : Bayu Probo
Ikuti berita kami di Facebook
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...