Ilmuwan NASA Mengaku Berbohong tentang Hubungannya dengan China
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang ilmuwan senior NASA pada hari Rabu (13/1) mengaku bersalah karena berbohong tentang hubungannya dengan program yang mendorong para peneliti untuk mengembangkan hubungan dengan China dengan imbalan hibah, kata Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Meyya Meyyappan, 66 tahun, ilmuwan itu dari Pacifica, California, mengajukan pembelaannya di hadapan Hakim Distrik AS, Kevin Castel di Manhattan.
Jaksa penuntut mengatakan Meyyappan berpartisipasi dalam Program Seribu Bakat, program pemerintah China untuk merekrut orang-orang yang akrab dengan teknologi asing dan kekayaan intelektual, dan memegang jabatan profesor di universitas di China, Korea Selatan, dan Jepang.
Meyyappan menyembunyikan pekerjaan ini pada NASA dan Kantor Etika Pemerintah AS, dan secara keliru mengatakan kepada penyelidik dalam wawancara 27 Oktober bahwa dia bukan anggota Program Seribu Bakat dan tidak memegang jabatan profesor di China, kata jaksa penuntut.
Pengacara Meyyappan belum menanggapi permintaan komentar. Terdakwa menghadapi hukuman hingga enam bulan penjara di bawah pedoman federal yang direkomendasikan pada 16 Juni, menurut perjanjian pembelaannya.
NASA (National Aeronautics and Space Administration), mengawasi program luar angkasa sipil dan penelitian luar angkasa AS belum memberikan komentar.
Jaksa penuntut mengatakan Meyyappan bergabung dengan NASA pada tahun 1996, dan sejak 2006 menjadi kepala ilmuwan untuk teknologi eksplorasi di Ames Research Center di Silicon Valley California.
Departemen Kehakiman telah mencoba untuk menekan pengaruh China yang dirasakan atas akademisi dan peneliti AS, termasuk melalui dugaan mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual, sebagai bagian dari kebijakan garis keras pemerintahan Trump yang lebih luas terhadap China.
Januari lalu, departemen tersebut menuduh Charles Lieber, mantan ketua departemen kimia Universitas Harvard, karena berbohong tentang keterlibatannya dalam Program Seribu Bakat dan pendanaan penelitian yang diberikan China kepadanya. NamunLieber mengaku tidak bersalah. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...