Ilmuwan Raih Nobel Fisika karena Deteksi Gelombang Gravitasi
SWEDIA, SATUHARAPAN.COM – Tiga ilmuwan, Rainer Weiss, Barry Barish dan Kip Thorne, telah memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang fisika untuk hasil karya mereka mendeteksi gelombang gravitasi.
Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan, penghargaan tersebut pada hari Selasa (3/10) bersamaan dengan hadiah $1,1 juta (Rp 14,9 miliar).
Teori Relativitas Umum Albert Einstein meramalkan, adanya gelombang gravitasi yang tercipta setiap saat terjadi akselerasi massa, namun baru belakangan ini gelombang itu benar-benar diamati. Gelombang, yang diprediksi oleh Albert Einstein seratus tahun yang lalu, berasal dari tumbukan antara dua lubang hitam. Butuh waktu 1,3 miliar tahun agar gelombang tiba di detektor LIGO di AS.
LIGO, the Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory, merupakan sebuah proyek kolaborasi dengan lebih dari seribu peneliti dari lebih dari dua puluh negara. Weiss, Barish dan Thorne, merupakan tokoh kunci dalam karya yang dilakukan oleh Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), yang mengukur gangguan-gangguan kecil akibat gelombang itu terhadap ruang dan waktu ketika melewati Bumi.
Sejak awal, Kip Thorne dan Rainer Weiss sangat yakin bahwa gelombang gravitasi dapat dideteksi dan membawa sebuah revolusi dalam pengetahuan kita tentang alam semesta.
Gelombang gravitasi menyebar pada kecepatan cahaya, memenuhi alam semesta, sebagaimana Albert Einstein menggambarkan teori relativitas umumnya. Einstein yakin tidak mungkin mengukurnya. Pencapaian proyek LIGO menggunakan sepasang interferometer laser raksasa untuk mengukur perubahan ribuan kali lebih kecil dari inti atom, saat gelombang gravitasi melewati Bumi.
LIGO, berhasil melakukan pendeteksian pertama di dunia terhadap gelombang gravitasi pada tahun 2015. Para ilmuwan mengatakan bahwa gelombang tersebut dihasilkan ketika dua lubang hitam bertabrakan dan melebur menjadi satu lubang hitam raksasa.
Profil Penerima Nobel Fisika 2017
Rainer Weiss, lahir di Tyskland Berlin 1932 (85 th), memperoleh gelar PhD tahun 1962 dari Institut Teknologi Massachusetts MIT, Cambridge, MA AS. Profesor Fisika, Institut Teknologi Massachusetts, MIT, Cambridge, MA, AS.
Barry C Barish, lahir di Omaha NE AS tahun 1936 (81 th), memperoleh gelar PH D tahun 1962 di Universitas California, Berkeley, CA AS. Profesor Fisika Linde, Institut Teknologi California, Pasadena, CA, AS.
Kip S. Thorne, lahir tahun 1940 (77 th) di Logan UT AS. Memperoleh gelar PhD tahun 1965 dari Universitas Princeton, NJ, AS. Profesor Feynman dari Fisika Teoritis, Institut Teknologi California, Pasadena CA AS. (voaindonesia.com/kva.se)
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...