Imam Besar Al Azhar Mesir Kecam Yang Menolak Pemakaman Korban COVID-19
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Semua tindakan intimidasi dan olok-olok terhadap para korban virus corona adalah "berbahaya" dan "sama sekali tidak dapat diterima," kata Sheikh Ahmed El-Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar, Mesir.
Pernyataannya itu disampaikan setelah kerumunan orang pada awal pekan ini di sebuah desa di Delta Nil, Mesir, mencegah penguburan seorang dokter yang meninggal karena virus corona, dan mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
"Saya merasa sedih melihat beberapa orang menolak menerima mayat orang-orang yang meninggal karena virus ini atau menolak untuk membiarkan mereka dimakamkan di pemakaman mereka sendiri," kata El-Tayyeb dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu (12/4) malam.
"Ini dilarang secara agama dan dikriminalisasi secara moral dan manusia," katanya. Dia mengatakan bahwa hukum syariah Islam menyerukan untuk menghormati orang mati dengan cepat mengubur mereka dan berdoa untuk mereka.
Menolak Pemakaman
Lusinan orang berkumpul pada hari Sabtu (11/4) di depan sebuah ambulans yang membawa jenazah almarhum dokter untuk menghentikannya mencapai tempat pemakaman desa Daqahliya, karena khawatir bahwa jenazah tersebut dapat menyebarkan virus.
Kementerian kesehatan kemudian dengan tegas menolak anggapan bahwa virus dapat ditularkan dengan cara seperti itu.
Dua puluh tiga orang ditangkap atas insiden itu dan kemudian diperintahkan ditahan selama 15 hari karena tuduhan terorisme, kerusuhan, menghalangi jalan dan mengganggu lalu lintas.
Imam besar Al Azhar menggambarkan insiden itu sebagai "pelanggaran terang-terangan dan tidak manusiawi dari kesucian orang mati. Orang-orang yang terkena pandemi ini adalah bagian dari kita dan kita harus mendukung dan membantu mereka," katanya.
El-Tayyeb mendesak semua orang Mesir untuk secara ketat mematuhi instruksi yang dikeluarkan oleh otoritas dan pejabat kesehatan terkait penanganan kematian akibat pandemi COVID-19.
Setelah insiden kontroversial itu, para pejabat kementerian kesehatan menekankan bahwa jenazah tidak menularkan virus selama tindakan pencegahan diambil selama penanganan.
Pemakaman korban virus corona di Mesir sering diadakan di bawah pengawasan polisi dengan kehadiran beberapa anggota keluarga dekat. (Al Ahram)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...