IMF Peringatkan Resiko Keuangan dari Kebijakan Longgar Moneter
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – International Monetary Fund (IMF) memperingatkan bank-bank sentral yang ada, untuk mewaspadai resiko keuangan potensial dari kebijakan moneter yang diterapkan untuk mengatasi krisis keuangan pada Kamis (11/4).
“Sejauh ini, semuanya memang berjalan dengan baik. Tetapi jika waktu yang diberikan oleh bank sentral tidak dimanfaatkan lembaga keuangan secara produktif, mereka akan menghadapi kesulitan keuangan lainnya,” kata Asisten Direktur Moneter dan Pasar Modal Departemen IMF, Laura Kodres, seperti yang diberitakan oleh kantor berita Xinhuanet.
Sejak 2008, bank sentral utama telah mengambil kebijakan moneter yang sangat longgar. Kebijakan ini terdiri dari tingkat suku bunga yang sangat rendah dan pembelian obligasi secara besar-besaran untuk meningkatkan perekonomian. The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) telah mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol, selama empat tahun terakhir. Saat ini, setiap bulan, mereka membeli 85 milyar dollar treasury sekuritas dan mortgage-backed securities. Pekan lalu, Bank of Japan meluncurkan langkah-langkah keuangan yang lebih agresif dalam kurun waktu dua tahun kedepan, untuk mengakhiri dua dasawarsa deflasi di Jepang.
Dalam Laporan Stabilitas Keuangan Global Global atau Financial Stability Report (GFSR) terbaru, IMF memperingatkan semakin lama kebijakan moneter tersebut diambil, sejumlah resiko keuangan potensial cenderung meningkat. Termasuk resiko kredit tinggi untuk bank, keterlambatan dalam keseimbangan perbaikan, kesulitan dalam memulai kembali pasar antar bank pendanaan swasta, dan tantangan dari pasar di mana bank sentral telah melakukan intervensi. Dan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi di negara tersebut.
IMF mengatakan, pembuat kebijakan harus waspada pada potensi munculnya ancaman stabilitas keuangan. Dan harus menggunakan kebijakan untuk melakukan perbaikan dan mengurangi kerentanan dari gangguan pasar.
GFSR ini dirilis sebelum pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia atau World Bank yang dijadwalkan dimulai pada 19 April di Washington DC. Yang menarik, gubernur bank sentral, menteri keuangan dan ahli-ahli lain akan hadir untuk membahas isu-isu kunci ekonomi global dan langkah kebijakan yang akan diambil.
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...