IMF: Perubahan Iklim Diprediksi Memperburuk Konflik dan Ekonomi
Bank Dunia: 39 negara, 21 di Afrika, rapuh secara ekonomi.
JOHANNESBURG, SATUHARAPAN.COM-Perubahan iklim kemungkinan akan memperburuk konflik di negara-negara yang rapuh dan dilanda perang, sehingga mengakibatkan tingkat kematian yang lebih tinggi dan penurunan PDB secara signifikan, kata Dana Moneter Internasional (IMF) dalam sebuah laporan pada hari Rabu (30/8).
Bank Dunia setiap tahun merevisi daftar negara yang digolongkan sebagai “negara rapuh dan terkena dampak konflik”, yang saat ini terdapat 39 negara, dan 21 negara berada di Afrika. Laporan hari Rabu mencakup 61 negara yang masuk dalam daftar tersebut sejak tahun 2006.
Laporan tersebut menemukan bahwa guncangan iklim tidak menyebabkan konflik, namun memperburuk kerusuhan yang sudah ada dan memperburuk kerentanan mendasar lainnya, seperti kelaparan dan kemiskinan.
Kematian akibat konflik dapat meningkat hampir 10 persen di negara-negara rentan pada tahun 2060, kata IMF, seraya menambahkan bahwa perubahan iklim juga dapat menyebabkan tambahan 50 juta orang di negara-negara rentan mengalami kelaparan pada tahun 2060.
Meskipun bukti perubahan iklim semakin meningkat setelah suhu mencapai rekor tertinggi di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir, kemauan politik untuk mengambil tindakan telah terkikis oleh lemahnya perekonomian.
Para pemimpin Afrika mengatakan negara-negara kaya harus menyediakan lebih banyak uang untuk membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan iklim dan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan, mengingat sebagian besar negara-negara Afrika hanya menghasilkan sedikit emisi yang menyebabkan pemanasan global.
Mereka diharapkan untuk mencoba mencapai posisi negosiasi iklim terpadu pada KTT Iklim Afrika pada tanggal 4-6 September, menjelang KTT iklim PBB COP28 di Uni Emirat Arab yang dimulai pada akhir November. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...