Implementasi Paket Bali dan Rencana Kerja WTO Menjadi Pembahasan di WEF 2014 di Davos
DAVOS SWISS, SATUHARAPAN.COM – Implementasi Paket Bali dan rencana kerja Organisasi Perdagangan Dunia WTO (World Trade Organization) dalam penyelesaian Doha Development Agenda (DDA) menjadi pokok bahasan World Economic Forum (WEF) 2014 di Davos, Swiss. Acara yang berlangsung pada Rabu (22/1) hingga Sabtu (25/1) ini dihadiri Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Agenda WEF 2014 merupakan pertemuan informal WTO tingkat Menteri. Pertemuan informal ini memberikan kesempatan bagi Dirjen WTO dan para Menteri anggota WTO untuk mereflesikan kembali Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-9 yang diadakan di Bali, Desember lalu, serta untuk bertukar pandangan guna penyelesaian perundingan WTO.
Hadir dalam pertemuan informal WTO tersebut para Menteri Perdagangan dari 22 negara. Di antaranya dari Kolombia, Kostarika, Uni Eropa, Indonesia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Selandia Baru, Malaysia, Brasil, Pakistan, Rusia, Nigeria, Afrika Selatan, Turki, Uganda, Amerika Serikat, Swiss, Australia, China, dan Canada.
Pertemuan informal ini juga membahas kebijakan moneter The Fed, bank sentral Amerika Serikat, dan dampaknya terhadap emerging markets, prediksi ekspor dan pertumbuhannya, dan risiko politik pada emerging markets. Selain itu juga membahas keterkaitan inovasi teknologi di abad ke-21 dengan peningkatan produktivitas dan penurunan lapangan pekerjaan.
Pelbagai pertemuan bilateral Menteri Perdagangan
Di sela-sela rangkaian acara WEF 2014, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga melakukan beberapa pertemuan bilateral. Di antaranya dengan Australia, Uni Eropa, dan Belanda. Pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb membicarakan mengenai keprihatinan Pemerintah Australia atas pemberitaan negatif mengenai Australia dan dampaknya terhadap sektor ekonomi. Menanggapi hal ini Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan, “Hingga saat ini belum ada hal-hal yang dapat mengubah kesepakatan antara Indonesia dan Australia.” Hal lain yang dibahas yaitu dukungan Australia atas impor sapi betina produktif dalam skala besar.
Sementara itu, pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Karel de Gucht membahas waktu penyelesaian scoping Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Gita Wirjawan menargetkan penyelesaian scoping pada 2014 ini dapat diumumkan sehingga negosiasi CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa dapat segera dimulai. Gita Wirjawan juga menyebutkan kekhawatiran Karel de Gucht atas berlakunya Undang Undang Mineral dan Batu Bara (Minerba). Peraturan baru minerba ini juga ditanyakan para CEO sektor pertambangan kepada Mendag. Namun Gita Wirjawan menegaskan bahwa semangat pemberlakuan Undang-Undang ini adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan hilirisasi.
Di sela-sela penyelenggaraan WEF 2014, Kementerian Perdagangan bareng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta didukung Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) Jenewa, Swiss dan Kedubes Indonesia di Bern, Swiss, menyelenggarakan Indonesia Night 2014. Indonesia Night 2014 bertema ‘Remarkable Indonesia’ berlangsung di Hotel Morosani Davos, Swiss. Acara ini bertujuan untuk memperkuat nation branding dan mempromosikan Indonesia kepada lebih dari 500 tamu yang hadir.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...