India: Makin Banyak Pasien COVID-19 Terinfeksi Jamur Mucormycosis
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Dokter di India menyebutkan bahwa makin banyak pasien COVID-19 saat ini dan yang sudah pulih tertular infeksi jamur yang mematikan dan langka, dikutip AFP pada hari Senin (10/5) ketika negara berpenduduk sekitar 1,4 miliar itu berjuang untuk mengatasi wabah.
Negara terpadat kedua di dunia itu pada hari Senin melaporkan hampir 370.000 kasus baru infeksi virus corona sehingga jumlah keseluruhan kasus menjadi sekitar 22,7 juta, dan lebih dari 3.700 kematian baru akibat COVID-19.
Para ahli memperingatkan bahwa jumlah kasus dan kematian di India sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Mucormycosis, yang dijuluki "jamur hitam" oleh para dokter di India, biasanya paling agresif pada pasien yang sistem kekebalannya dilemahkan oleh infeksi lain.
Pakar medis mengatakan mereka telah melihat peningkatan kasus di India dalam beberapa pekan terakhir, sementara kementerian kesehatan pada hari Minggu (9/5) merilis nasihat tentang cara mengobati infeksi.
“Kasus infeksi mucormycosis pada pasien COVID-19 pasca pemulihan hampir empat hingga lima kali lipat daripada yang dilaporkan sebelum pandemi,” kata spesialis penyakit menular yang berbasis di Ahmedabad, Atul Patel, anggota gugus tugas COVID-19 negara bagian, kepada AFP.
Di negara bagian barat Maharashtra di mana terdapat kota pusat keuangan India, Mumbai, mencatat hingga 300 kasus telah terdeteksi, kata Khusrav Bajan, konsultan di Rumah Sakit Nasional Hinduja dan anggota gugus tugas COVID-19 negara bagian.
Sejauh ini sekitar 300 kasus telah dilaporkan di empat kota di Gujarat, termasuk kota terbesarnya di Ahmedabad, menurut data dari rumah sakit milik pemerintah.
Obat Mahal, Angka Kematian Tinggi
Negara bagian barat memerintahkan rumah sakit pemerintah untuk mendirikan bangsal perawatan terpisah untuk pasien yang terinfeksi "jamur hitam" di tengah meningkatnya kasus. “Mucormycosis, jika tidak dirawat, dapat berakibat fatal,” kata Dewan Penelitian Medis India (ICMR), badan ilmiah yang memimpin tanggapan pemerintah, dalam bagan pengobatan, yang dirilis di Twitter.
Penderita COVID-19 yang lebih rentan tertular infeksi jamur termasuk mereka yang menderita diabetes yang tidak terkontrol, mereka yang menggunakan steroid selama perawatan virus, dan mereka yang tinggal lama di ICU rumah sakit, tambah ICMR.
Perawatan melibatkan pembedahan mengangkat semua jaringan yang mati dan terinfeksi dan memberikan terapi anti jamur. Tapi Yogesh Dabholkar, spesialis telinga, hidung dan tenggorokan di Rumah Sakit DY Patil Mumbai, mengatakan kepada AFP bahwa obat yang digunakan untuk mengobati mereka yang terinfeksi jamur itu mahal. Dan itu salah satu obat perawatan yang stoknya juga menipis di rumah sakit pemerintah, karena lonjakan jumlah kasus secara tiba-tiba, tambahnya.
“Angka kematian sangat tinggi… Bahkan sedikit yang sembuh, hanya sembuh dengan operasi ekstensif dan agresif,” kata Bajan.
“Ini adalah infeksi yang bergerak cepat. Bisa tumbuh dalam dua pekan... Ini adalah Catch-22, keluar dari virus dan terkena infeksi jamur. Ini sangat buruk."
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...