Indonesia Belum Sikapi Tawaran Singapura Atasi Kebakaran Hutan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Republik Indonesia menyiratkan akan menolak bantuan penanggulangan kebakaran hutan yang ditawarkan oleh Pemerintah Singapura. Namun, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengaku belum mendapat perintah untuk menyikapi hal tersebut lebih lanjut.
Siti mengatakan bantuan yang ditawarkan dapat diupayakan sendiri oleh Pemerintah Republik Indonesia.
"Presiden pernah bertanya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lalu ke saya juga. Kemudian sebelum Pak Joko Widodo berangkat ke Timur Tengah, kita juga rapat di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, dan memang saat itu keputusannya dengan beberapa pertimbangannya, kita akan bekerja dengan resources kita. Kita menghormati segala dukungan," ujar Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/9).
Siti menjabarkan, salah satu kemiripan bantuan yang ditawarkan Singapura adalah berupa pemberian water bombing, yang kapasitasnya tidak jauh berbeda dengan milik Indonesia. "Yang akan diberikan Singapura itu water bombing 5.000 liter, kita punya juga yang 4.500 liter, tiga atau empat pesawat," ucap Menteri LHK itu.
"Dia mau meminjamkan satu yang kurang lebih kapasitasnya sama. Selain itu, BNPB siapkan sekitar 17 pesawat water bombing kapasitas 500 liter," Siti menambahkan.
Kemudian, dia menambahkan, bantuan lain yang ditawarkan Pemerintah Singapura adalah cnook, untuk angkut pasukan. Namun, kata dia, berdasarkan penjelasan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Badrodin Haiti, cnook terlalu banyak mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM).
"Bagus, besar, tapi menurut Kapolri makan BBM juga," ucap Siti.
Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menyampaikan pemerintah Indonesia terbuka kepada negara mana pun, termasuk Singapura, bila ingin membantu memadamkan kebakaran hutan yang telah mengakibatkan kabut asap di Indonesia.
"Silahkan saja kami terbuka. Singapura bisa ikut lihat sendiri. Singapura, silahkan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara," kata Wapres Jusuf Kalla di New York, Amerika Serikat, hari Minggu (27/9).
Menurut dia, pemerintah Indonesia sudah berusaha keras untuk memadamkan api. Namun, sulit untuk memadamkan kebakaran hutan dalam waktu singkat. "Persoalannya kebakaran di Indonesia selain cuaca yang panas, juga dibantu dengan angin," kata Jusuf Kalla.
Dia mencontohkan kasus kebakaran hutan di California, Amerika Serikat, yang juga sulit untuk dipadamkan dalam waktu singkat. "Segala usaha yang mampu kami lakukan, harus dilakukan, karena ini efeknya sudah ke negara lain, kalau negara-negara lain merasa ingin ikut membantu silahkan," tutur Jusuf Kalla.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi berujar, telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Singapura untuk menjelaskan langkah-langkah yang sudah dijalankan Indonesia.
"Indonesia sangat serius menyelesaikan masalah kebakaran hutan, dan akan dibarengi dengan penegakan hukum serta pendidikan," kata Retno.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...