Indonesia dan Malaysia Sepakat GCC dan ASEAN Jadi Kekuatan Ekonomi Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, sepakat untuk mengusulkan kolaborasi ASEAN dan Gulf Cooperation Countries (GCC) sebagai kekuatan ekonomi baru.
Menko Airlangga mengatakan untuk memperkuat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang sebelumnya telah dijalin ASEAN bersama beberapa negara mitra, ia mengusulkan perluasan mitra kerja sama RCEP dengan negara-negara di GCC.
"ASEAN mempunyai trade bloc yang besar yaitu RCEP, yakni ASEAN + 6 negara. Jika ditambahkan dengan trade bloc GCC, maka ini akan menjadi mega trade bloc terbesar di dunia," ungkap Menko Airlangga, hari Senin (29/4/24) pada World Economic Forum (WEF) ketika menyampaikan sambutan pembuka pada dialog strategis ASEAN – Gulf Cooperation Countries (GCC).
Ia menilai trade bloc dapat memfasilitasi berbagai potensi kerja sama di sektor perdagangan, investasi, digital ekonomi, keuangan syariah, UMKM, serta pertukaran pemuda.
Menko Airlangga juga menggarisbawahi Kerangka Kerja (Framework) ASEAN-GCC berikutnya yang implementasinya harus lebih jelas dan konkret.
Penjajakan kerja sama perdagangan bebas (free trade agreement) perlu dimulai dengan negara-negara GCC, sedangkan yang sudah ada perlu diperkuat dan diperluas lagi. Kerja sama tersebut tentu akan menjadi peluang investasi dan perdagangan baru yang akan memperkuat ekonomi kedua kawasan.
Sektor pertanian, energi, pariwisata merupakan sektor esensial, mengingat kedua kawasan ini memiliki keunikan sendiri, termasuk potensi kerja sama di bidang transisi energi, carbon storage, pendidikan, budaya, dan industri produk halal.
Kerja sama itu juga akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan dan energi, sekaligus memberikan sinyal ke dunia bahwa ASEAN–GCC merupakan suatu kekuatan ekonomi baru di dunia.
Dalam kesempatan yang sama, PM Malaysia Anwar Ibrahim juga mengidentifikasi bagaimana kedua kawasan ini dapat naik tingkat dalam kerja sama antar - regiona dan menyongsong pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.
"Dialog ini sangat penting sebagai momentum penguatan kerja sama ASEAN dan GCC terutama di segi perdagangan dan investasi. Terlebih, Indonesia, Malaysia, dan Laos merupakan troika dari Keketuaan ASEAN tahun ini," ujar Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Troika sendiri merupakan konsep penggiliran keketuaan suatu acara untuk menjamin ketersambungan dan keberlanjutan isu yang dibahas.
Oleh karena itu, Menko Airlangga menilai, kerja sama antarkawasan menjadi sangat penting, terutama berkaitan dengan agenda domestik mencapai Indonesia Emas di 2045 di tengah perlambatan ekonomi global serta eskalasi tensi di geopolitik saat ini.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...