Indonesia Dorong Kerja Sama ASEAN-PBB Lebih Konkret
PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo mendorong kerja sama komprehensif ASEAN dan PBB perlu diterjemahkan lebih konkret. Salah satunya melalui penguatan mekanisme komunikasi dan dialog ASEAN – PBB.
Presiden menyampaikan hal itu saat berbicara pada KTT ASEAN – PBB di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, 11 November 2022.
“Hotline antara Sekjen PBB dan Menlu ASEAN perlu dibentuk untuk mendeteksi dini dan merespons secara cepat berbagai potensi tantangan kawasan yang berdampak global maupun sebaliknya. Kolaborasi ASEAN dan PBB harus diperkuat demi perdamaian kawasan dan dunia,” kata Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyerukan agar semangat reformasi PBB tidak boleh padam. PBB harus menjadi penjaga multilateralisme agar dapat mencarikan solusi terbaik bagi masalah dunia.
“PBB harus terus mendorong agar perang segera dihentikan,” kata Presiden Jokowi. Dalam KTT yang dihadiri pemimpin ASEAN dan Sekjen PBB, Antonio Guteres, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasinya pada Sekjen PBB atas kerja keras mengatasi krisis yang disebabkan perang di Ukraina, krisis pangan, krisis energi dan keuangan.
“Indonesia akan terus mendukung kerja Sekjen PBB termasuk dalam kapasitas saya sebagai champion Global Crisis Response Group,” jelas Presiden.
Dua Tantangan ASEAN
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan ASEAN saat ini menghadapi dua tantangan yang sangat berat yaitu tantangan eksternal bagaimana ASEAN menavigasi rivalitas kekuatan besar yang makin tajam, dan tantangan internal yaitu bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap Piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar.
“Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat, Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong,” kata Jokowi saat menyampaikan pengantarnya pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 di Phnom Penh, Jumat, 11 November 2022.
Jokowi menegaskan, para pemimpin ASEAN harus memaknainya secara konkret karena kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN. Ada tiga poin penting yang disampaikan Jokowi dalam sesi pleno tersebut.
- Menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya. Piagam ASEAN harus menjadi pegangan untuk bergerak maju. Oleh karenanya, Piagam ASEAN harus diterapkan dalam satu keutuhan dan tidak tebang pilih. “Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar. Jika ASEAN gagal ambil langkah, maka kredibilitas ASEAN dipertaruhkan.”
- Penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Dalam 20 tahun ke depan, tantangan yang kita hadapi akan semakin berat. Hal tersebut harus dijadikan momentum untuk berbenah dan perkuat institusi dan kapasitas ASEAN. “Kita harus tetapkan ASEAN 2045 yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. ASEAN harus mampu merespons dinamika ini agar tetap relevan. Saya harap Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) dapat menyampaikan rekomendasi mengenai ASEAN 2045 dan penguatan institusi ASEAN.”
- Perkuat peran ASEAN dalam mewujudkan kawasan yang tangguh. Ketangguhan ASEAN akan dinilai dari cara ASEAN membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, hingga stabilitas keuangan kawasan. “Konsep kerja sama dalam bidang-bidang tersebut harus jelas dan terus diperkuat. ASEAN harus menjadi agenda-setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut.”
Jokowi mengajak pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan. “Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth,” kata Jokowi.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...