Indonesia Gencarkan Promosi Kopi di Jerman
Konsumsi kopi orang Jerman 5,2 kilogram per orang per tahun
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Orang Indonesia dan Jerman dikenal sebagai negara penggemar kopi, tetapi konsumsi kopi di kaangan orang Jerman sebanyak 5.2 kilogram per orang per tahun. Sedangkan, di Indonesia hanya sebanyak 1.13 kilogram per orang per tahun.
Dan Jerman dikenal sebagai negara pengimpor biji kopi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Dengan kesamaan sebagai negara penggemar kopi ini memberikan potensi untuk kolaborasi antara Indonesia dan Jerman. Namun fakta menunjukkan bahwa Indonesia hanya menduduki peringkat ke-9 dari jumlah ekspor kopi di pasar Jerman. Peringkat pertama ditempati oleh Brazil dan diikuti Vietnam.
Jenis biji kopi yang ditawarkan Indonesia termasuk dalam specialty coffee yakni kopi indikasi geografis Arabika seperti Gayo, Lintong, Mandaililing, Preanger, Bajawa dan Bali. Sedangkan biji kopi dari Brazil dan terutama Vietnam, yang masuk ke dalam pasar Jerman adalah robusta yang memiliki harga lebih murah dibandingkan arabika. Hal ini yang menurunkan daya saing biji kopi Indonesia di pasar Jerman.
Terdapat dua penyebab lemahnya daya saing pasar kopi Indonesia di Jerman. Pertama, jenis kopi yang diekspor adalah specialty coffee yang cenderung lebih mahal. Kedua, pola promosi kopi Indonesia di Jerman yang kurang agresif.
Menanggapi hal ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin melakukan berbagai strategi baru dalam mempromosikan kopi Indonesia. Pertama, KBRI Berlin mengikuti kursus pengetahuan kopi untuk memahami secara mendalam tentang kopi dan menjadi barista di rumah coffee roastery terbesar di Berlin. Kedua, melakukan pertemuan virtual antara asosiasi kopi dan importir Jerman dengan asosiasi kopi dan eksportir Indonesia. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langsung rencana ekspor impor.
Ketiga, menyelenggarakan promosi bersama dengan dua pengusaha distributor kopi Indonesia yaitu My Bali Coffee dan PT Nabu Kopi Ranah Indonesia di dua pasar swalayan terbesar di Jerman yaitu EDEKA dan REWE. Pola promosinya adalah menjual berbagai jenis kopi Indonesia serta melakukan pengenalan rasa atau coffee tasting di sekitaran Gedung pasar seperti di lobby dan basemen.
Saat ini sudah ada 330 swalayan EDEKA dan REWE yang menjual kopi Indonesia yang berdampingan langsung dengan kopi-kopi kompetitor Indonesia. Hasil promosi pola ini sangat terlihat, dimana lebih EDEKA dan REWE telah memesan ribuan ton kopi Indonesia.
Upaya pemasaran kopi secara agresif ini secara tidak langsung menguntungkan Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan peminat kopi Indonesia dan juga mengubah cita rasa kopi di Jerman. Jika upaya ini dilakukan secara berkesinambungan maka kebiasaan minum kopi Indonesia dapat membawa mereka untuk berkunjung ke Indonesia.
Editor : Sabar Subekti
Beberapa Negara Asia Akan Peringati 20 Tahun Tsunami Samudra...
JAKARTA, SATUHARAPN.COM-Negara-negara yang dilanda tsunami minggu depan akan mengenang lebih dari 22...