Indonesia Harus Berhati-hati Mengelola Anggaran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia dapat masuk kembali ke krisis ekonomi 1998 apabila salah mengelola anggaran, dan situasi tersebut persis seperti yang dialami Yunani pada 2015 ini. Indonesia sedapat mungkin jangan mudah masuk ke dalam situasi yang sama seperti kedua krisis tersebut.
“Makanya kita mau mengurangi defisit anggaran di 2016 dengan meningkatkan penerimaan pajak dan non pajak. Mengurangi ketergantungan utang, jangan utang dianggap segalanya walaupun utang kita terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) masih kecil," kata Bambang dalam salah satu sesi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbang) 2015 dengan tema Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas yang berlangsung Rabu (29/4) di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Bambang mencatat akan menurunkan perlahan-lahan rasio utang Indonesia saat ini, menurut dia, masih di dalam batas toleransi karena baru mencapai 25 persen dari PDB, berbeda dengan Jepang dan Amerika Serikat yang sudah mencapai 200 dan 100 persen dari PDB.
Bambang menjelaskan tentang krisis ekonomi yang dialami Yunani adalah ketidakmampuan Yunani melunasi hutang menggunung, karena buruknya pengelolaan anggaran di tahun-tahun sebelumnya. “Untuk menambal defisitnya, dengan mudah mereka mengeluarkan surat utang ke pasar internasional, saat ada masalah ekonomi, surat hutangnya tidak laku,” kata dia.
"Pemerintah Yunani sekarang sedang bingung karena harus bayar utang sangat besar ke IMF dan Eropa," Bambang menambahkan. (Ant).
Editor : Bayu Probo
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...