Indonesia Jajaki Peningkatan Ekspor Kopi ke Arab Saudi
ITPC Jeddah optimistis kuasai pangsa kopi di Arab Saudi
JEDDAH, SATUHARAPAN.COM - Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah melakukan penjajakan kerja sama investasi pengolahan kopi dengan Batterjee Group.
Kepala ITPC Jeddah, Gunawan Marto Singorejo, dalam kunjungan ke kantor Batterjee Group bersama Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah beberapa waktu lalu, mengatakan, perwakilan perdagangan Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, terus berupaya mendorong produk Indonesia agar mampu menguasai pasar Arab Saudi.
Kunjungan bisnis tersebut juga dimaksudkan sebagai tindak lanjut hasil Trade Expo Indonesia (TEI) 2016.
“Batterjee sangat tertarik berinvestasi dalam bidang pengolahan kopi di Indonesia untuk dipasarkan di Arab Saudi. Program ini merupakan salah satu terobosan ITPC Jeddah untuk mendorong produk kopi Indonesia agar dapat bersaing dan mampu menguasai pasar Arab Saudi,” kata Gunawan seperti dilansir, hari Sabtu (15/4).
Batterjee Group merupakan holding company dan memiliki bisnis antara lain Batterjee Constructor, Batterjee Property, Batterjee Design and Architechture, Batterjee Overseas Education Services, Batterjee Retail and Supermarket, serta Batterjee Pharma.
Pada TEI 2016 lalu, Batterjee Pharma mengunjungi perusahaan BUMN farmasi Bio Farma untuk bekerja sama dalam sistem pelabelan, pengemasan, dan boks khusus produk farmasi.
CEO Batterjee Group, Ammar Fahad Batterjee berharap kerja sama dengan Bio Farma dapat dilanjutkan dan terlaksana dengan baik.
“CEO Batterjee Group sangat terkesan dengan Indonesia yang mempunyai banyak perusahaan besar dan bertaraf Internasional,” kata Gunawan.
Gunawan menjelaskan, saat ini pasar Arab Saudi sangat terbuka terhadap komoditas kopi dari berbagai dunia. Perubahaan gaya hidup di Arab Saudi yang lebih terbuka dan modern mendorong berbagai perusahaan kopi dunia seperti Starbucks untuk melebarkan sayap bisnisnya di Arab Saudi.
“Berbagai tempat di Arab Saudi seperti tempat hiburan, tempat peristirahatan, mal, dan tempat publik saat ini dipenuhi berbagai kedai kopi maupun mini market yang sudah mulai menjual kopi yang diseduh di tempat. Oleh karena itu, Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia, dan telah menembus pasar-pasar dunia, juga harus mampu merajai pasar Timur Tengah dan Arab Saudi,” lanjut Gunawan.
Di Arab Saudi mulai bermunculan kafe-kafe hingga hotel berbintang yang menyediakan hidangan kopi dan teh dalam berbagai hidangan.
Aneka jenis menu kopi dari kopi hitam, cappuccino, kopi susu, karamel, dan kopi cokelat dalam bentuk hidangan panas dan dingin, serta aneka inovasi dan kreasi para peramu kopi dapat dengan mudah ditemui di berbagai wilayah Arab Saudi.
Konsul Jenderal RI Jeddah, M. Hery Saripudin, mengatakan, Islamic Development Bank (IDB) yang berkantor pusat di Jeddah juga memiliki program kerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Indonesia di bidang pengembangan kopi.
Kerja sama pengembangan kopi tersebut terintegrasi mulai dari pembibitan sampai penanganan pascapanen melalui skema reverse linkage (RL).
Indonesia berada di urutan ke-6 eksportir kopi ke Arab Saudi setelah Uni Emirat Arab, Ethiopia, India, Guetamala, dan Tiongkok.
Persentase Ekspor Masih Sangat Kecil
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai transaksi perdagangan komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah Indonesia ke Arab Saudi pada empat tahun terakhir meningkat cukup menggembirakan.
Indonesia mengekspor produk kopi, teh, dan rempah-rempah ke Arab Saudi pada 2013 sebesar USD 4,98 juta, pada 2014 USD 7,05 juta, dan pada akhir 2015 tercatat sebesar USD 10,98 juta.
Selanjutnya, pada 2016, nilai transaksi perdagangan untuk komoditas kopi, teh, dan rempah- rempah ke Arab Saudi sebesar USD 12,57 juta atau tumbuh 18,76 persen dari 2015. Namun, persentase ekspor kopi, teh, dan spices Indonesia ke Arab Saudi ini nilainya masih sangat kecil, yaitu kurang dari 1 persen.
“Komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah memiliki potensi yang besar untuk didorong menjadi komoditas yang mampu membanjiri pasar Arab Saudi. Nilai transaksinya perlu terus didorong dan ditingkatkan nilainya,” kata Gunawan.
Sementara itu, pada 2013 Arab Saudi mengimpor kopi, teh, dan rempah-rempah (Kode HS 09) dari seluruh dunia senilai USD 706,5 juta.
Kemudian pada 2014 mengalami kenaikan yang sangat pesat dengan nilai USD 777,8 juta dan pada 2015 mencapai nilai transaksi yang sangat fantastis, yaitu USD 820,3 juta.
“Kita semua yakin Indonesia dengan kekayaan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah seperti kopi dan teh dapat berpotensi menjadi raja kopi di Arab Saudi, tinggal bagaimana Indonesia mampu mempersiapkan keamanan pasokan suplai yang handal,” kata Gunawan.
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...