Indonesia Jangan Gagal Jadi Negara Maju karena Intoleransi
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Kepala Kantor Staf Kepersidenan Teten Masduki mengatakan, banyak negara gagal melompat menjadi negara maju hanya karena kasus intoleransi. Oleh karena itu, kerja sama antar lembaga sangat penting guna membendung radikalisme sebagai bibit dari intoleransi di Indonesia agar tidak gagal jadi negara maju.
“Kenapa ini penting saya kira kita Indonesia kan tidak boleh gagal menjadi negara maju, banyak negara yang kemudian gagal lompat ke negara maju itu karena praktik salah satunya gagal menjaga toleransinya di dalam masyarakatnya,” kata Teten di Hotel Rancamaya Bogor Jawa Barat, hari Senin (1/8).
Teten mengatakan, konflik antar-masyarakat berlatar belakang agama sangat mengganggu pembangunan. Bahkan, bisa terhenti.
Menurut dia, Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Ketika semua infrastruktur sudah membaik, termasuk kondisi ekonomi juga sudah menunjukkan kemajuan signifikan, maka hal ini harus terus dijaga. Indonesia harus meyakinkan dunia bahwa sistem hukum dan sistem demokrasinya masih bisa efektif menangkal paham-paham radikalisme dan menjaga sistem demokrasi bangsa ini berjalan.
Hasil pertemuan yang dilakukan di Bogor ini, kata Teten akan disampaian ke Presiden. Selanjutnya, hasil kajian tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan Presiden dalam mengambil kebijakan di bidang hukum, bidang sosial kemasyarakatan dan lain-lain
Teten menilai, kasus intoleransi yang melibatkan suku, agama dan ras antargolongan (SARA) tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah saja.
“Penyelesaian ini (intoleransi) harus melibatkan civil society, tokoh agama, organisasi kemasyarakatan dan lain-lain,” kata dia.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...