Indonesia Kirim Delegasi ke Konferensi Perubahan Iklim Bangkok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Negara-negara Pihak UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) bertemu lagi untuk kedua kali di tahun 2018, dari tanggal 4 hingga tanggal 9 September 2018 di Bangkok, Thailand, untuk menghadiri Bangkok Climate Change Conference.
Bertempat di gedung United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) di tengah Kota Bangkok, Negara-negara Pihak UNFCCC dan Paris Agreement (Kesepakatan Paris) berunding dan berjuang keras untuk menyepakati dihasilkannya suatu negotiating text matang berisikan pengaturan terperinci mengenai modalities, procedures, and guidelines dari Paris Agreement Rule Book.
Draft teks negosiasi tersebut ditargetkan untuk dapat diadopsi oleh Negara Pihak UNFCCC dan Paris Agreement pada Pertemuan Para Negara Pihak UNFCCC ke-24 (the twenty-fourth session of the Conference of the Parties/COP24/CMP14/CMA1.3) yang diselenggarakan di Katowice, Polandia, pada 3-14 Desember 2018.
Bangkok Climate Change Conference diawali dengan pertemuan Roundtables on Substantive Linkages pada 3 September 2018. Sesi pra-pembukaan ini bertujuan untuk membahas berbagai keterkaitan antarelemen utama yang menjadi backbone dari Paris Agreement Rules Book secara lebih mendalam.
Elemen-elemen utama dari Paris Agreement Rules Book yaitu, Nationally Determined Contributions (NDCs), Adaptation Communication, Transparency of Action and Support, Global Stocktake, Compliance, dan dukungan untuk pelaksanaan Paris Agreement berupa climate finance dan teknologi. Dalam hal ini, G77 & China menyoroti tiga elemen yang krusial dari perspertif kolektif yaitu: Transparency Framework, Adaptation, dan Finance.
Pada pembukaan Konferensi Bangkok pada hari Selasa, 4 September 2018, Frank Bainimarama, Perdana Menteri Fiji, selaku COP23 Presidency menyampaikan sesi perundingan di Bonn dipandang belum menghasilkan perkembangan yang signifikan pada semua elemen PA Rules Book, sehingga diperlukan sesi tambahan yang memberikan kesempatan kepada Negara Pihak untk dapat menghasilkan draft text dengan tingkat kedetailan yang memadai untuk dinegosiasikan.
Michal Kurtyka, Menteri Lingkungan Hidup Polandia, sekaligus sebagai COP24 Presidency menyampaikan Negara-negara Pihak perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya di Bangkok dengan spirit bekerja saling menghormati perbedaan, membangun secara kolektif dengan semangat untuk mencapai target adopsi Paris Agreement Rules Book di Katowice nanti.
Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Dr Nur Masripatin, Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Perubahan Iklim dan Konvensi Internasional selaku National Focal Point for UNFCCC. Sebagai Head of Delegation, Dr Nur menekankan pentingnya tingkat kedetailan dari setiap elemen MPGs dari PA Rules Book. Untuk itu Delegasi Indonesia telah menyiapkan posisi yang dituangkan ke dalam draft text yang siap untuk dinegosiasikan seminggu ke depan.
Delegasi Indonesia pada Konferensi Bangkok berjumlah 46 peserta terdiri atas perwakilan sepuluh kementerian/lembaga, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Luar Negeri, Kantor Utusan Khusus Presiden RI Pengendalian Perubahan Iklim, Sekretariat Kabinet, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (menlhk.go.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...