Indonesia Pastikan Vladimir Putin dari Rusia Absen di KTT G20
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga tetap di dalam negerinya.
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak akan menghadiri KTT Kelompok 20 (G20) di Indonesia pekan depan, kata seorang pejabat pemerintah Indonesia pada hari Kamis (10/11). Ini untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan Amerika Serikat dan sekutunya terkait perangnya di Ukraina.
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai kepala dukungan untuk acara KTT G-20, mengatakan keputusan Putin untuk tidak datang adalah “yang terbaik untuk kita semua.”
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin dunia lainnya akan menghadiri pertemuan puncak dua hari yang dimulai pada hari Selasa (15/11) mendatang. KTT itu akan menjadi pertama kalinya bagi Biden dan Putin bersama dalam sebuah pertemuan sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Presiden Indonesia Joko Widodo menjadi tuan rumah acara tersebut di pulau Bali.
“Telah diinformasikan secara resmi bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak akan menghadiri KTT G-20, dan akan diwakili oleh pejabat tinggi, dan ini telah dibahas oleh Presiden Joko Widodo dan Putin dalam percakapan telepon sebelumnya,” kata Luhut Pandjaitan usai bertemu petugas keamanan di Denpasar, Bali.
“Apapun yang terjadi dengan keputusan Rusia, itu untuk kebaikan kita bersama dan yang terbaik untuk kita semua,” tambah Pandjaitan yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Dia mengatakan sebelumnya bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia.
Pandjaitan tidak tahu mengapa Putin memutuskan untuk tidak datang tetapi mengatakan "mungkin itu karena Presiden Putin sibuk di dalam negeri, dan kita juga harus menghormatinya." Luhut Pandjaitan menegaskan alasan yang sama mungkin juga membuat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, tetap di dalam negeri.
Jokowi awal tahun ini melakukan perjalanan ke Kiev dan Moskow dalam upaya untuk membuat kedua pemimpin itu duduk bersama di Bali dan berdamai.
Kementerian Luar Negeri Rusia dan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengkonfirmasi pada hari Kamis (10/11) malam bahwa Lavrov akan memimpin delegasi Rusia di KTT G-20 alih-alih Putin. Dia tidak memberikan alasan.
Kemunduran Pasukan Rusia di Ukraina
Keputusan Putin untuk tidak menghadiri KTT itu terjadi ketika pasukan Rusia di Ukraina telah mengalami kemunduran yang signifikan. Militer Rusia mengatakan akan menarik diri dari Kherson, yang merupakan satu-satunya ibu kota wilayah Ukraina yang direbutnya dan pintu gerbang ke Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
Mundurnya Rusia dari Kherson yang diumumkan bersama dengan potensi kebuntuan dalam pertempuran selama musim dingin dapat memberi kedua negara kesempatan untuk merundingkan perdamaian, kata Jenderal Angkatan Darat AS, Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, hari Rabu.
Dia mengatakan sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina dan "lebih dari" 100.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam perang, sekarang di bulan kesembilan. “Hal yang sama mungkin di pihak Ukraina,” tambah Milley.
G-20 adalah yang terbesar dari tiga KTT yang diadakan di Asia Tenggara pekan ini dan berikutnya, dan masih belum jelas apakah Lavrov akan mewakili Rusia di semuanya. KTT Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dimulai hari Kamis di Phnom Penh, Kamboja, diikuti KTT G-20 di Bali, Indonesia dan kemudian KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Bangkok, Thailand.
Biden akan menghadiri KTT ASEAN dan G-20 sementara Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan perjalanan ke APEC. Biden diperkirakan akan bertemu dengan Xi Jinping dari China di Bali.
Biden telah mengesampingkan pertemuan dengan Putin jika dia menghadiri KTT dan mengatakan satu-satunya percakapan yang mungkin dia lakukan dengan pemimpin Rusia adalah membahas kesepakatan untuk membebaskan orang Amerika yang dipenjara di Rusia.
Pejabat administrasi Biden mengatakan mereka telah berkoordinasi dengan rekan-rekan global untuk mengisolasi Putin jika dia memutuskan untuk berpartisipasi baik secara langsung atau virtual. Mereka telah membahas boikot atau tampilan kecaman lainnya. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...