Indonesia Persilakan Negara Pasifik Ke Papua
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian, mengungkapkan pemerintah telah mempersilakan negara-negara Pasifik yang tergabung dalam "Melanesian Spearhead Group (MSG)" untuk datang ke Papua.
"Pemerintah Indonesia telah menyetujui rencana kunjungan tersebut namun hingga saat ini belum ada jadwal yang pasti," kata Kapolda Papua di Jayapura, Sabtu (30/11).
Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada agenda dari negara yang terletak dinegara Pasifik itu pergi ke Papua.
Masuk Anggota MSG
Ketika ditanya tentang rencana dimasukkannya "West Papua atau Papua "kedalam keanggotaan MSG, Kapolda Papua dengan tegas mengatakan, hingga saat ini belum terjadi, karena tidak mendapatkan dukungan dari negara-negara lainnya yang menjadi anggotanya.
Dari laporan yang diterima terungkap Vanuatu sangat antusias dalam memperjuangkan masuknya West Papua menjadi anggota, namun tidak mendapat persetujuan dari negara anggota, seperti Papua Nugini (PNG), Salomon Island dan Fiji.
Bahkan, tegas Irjen Polisi Tito, informasi yang beredar dimasyarakat yang menyatakan PNG mengizinkan pembukaan kantor organisasi papua merdeka (PNG) dinegara tersebut hanya isapan jempol belaka.
"Tidak mungkin PNG mengizinkan berdirinya markas OPM dinegaranya karena PNG mengakui Papua merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia,"tegas Kapolda Papua seraya mengakui, akibat berbagai isu itulah maka sekelompok masyarakat melakukan aksi demo pada 26 Nopember lalu yang berakhir rusuh.
Karena itulah pihaknya sangat berharap masyarakat tidak terpancing oleh isu yang sengaja disebarkan kelompok tertentu, harap Irjen Pol Tito.
Keamanan Diperketat
Terkait tanggal 1 Desember yang biasa diperingati oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Polda Papua menerjunkan 2/3 kekuatannya di setiap Polres, kata Kapolda. Daerah yang dianggap rawan antara lain Puncak Jaya, Lany Jaya, Mimika, Jayapura, Sarmi, Paniai, Kepulauan Yapen dan Mamberamo Raya.
"Dua hari lalu dalam rapat dengan semua Kapolres, saya minta agar mereka meningkatkan kewaspadaan, patroli di tempat rawan terutama yang sering terjadi penembakan," kata dia.
Selain itu, mantan Kadensus 88 itu mengatakan, pihaknya membangun komunikasi dengan sejumlah pihak untuk mencegah tindakan kekerasan. "Jajaran Polres juga diimbau menjalin komunikasi yang baik dengan kepala suku, tokoh adat, dan agama agar kamtibmas tetap terjaga," kata dia.
Masih Jadi Sorotan
Sementara itu, Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Hinsa Siburian, mengatakan bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat masih menjadi sorotan dan perhatian, baik secara nasional maupun internasional. Oleh karena itu pihaknya meningkatkan kapasitan satuan intelijen untuk menangkal isu tersebut.
"Hal ini tidak terlepas dari adanya kepentingan dari berbagai pihak terhadap potensi sumber daya alam dan geostrategis wilayah Papua yang sewaktu-waktu dapat berkembang menjadi konflik yang mengancam kedaulatan serta integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata dia di Jayapura, Sabtu (30/11).
Hal itu juga terkait adanya kelompok separatis Papua bersenjata dan kelompok separatis Politik yang berusaha mempengaruhi dunia internasional melalui isu pelurusan sejarah Papua dan penuntutan hak-hak dasar rakyat Papua.
"Untuk itu, aparat intelijen perlu mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas," kata dia. Anggota harus tetap waspada dan mengutamakan faktor keamanan, baik keamanan personel maupun materiil yang dipertanggungjawabkan, kata dia terkait pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anggota. (Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...