Inflasi China Melambat Jadi 3,0 persen
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Inflasi China melambat menjadi 3,0 persen pada November, kata Biro Statistik Nasional China atau NBS pada hari Senin (9/12), jauh di bawah target pemerintah untuk tahun ini.
Peningkatan tahunan dalam indeks harga konsumen atau CPI, alat pengukur utama inflasi, dibandingkan dengan peningkatan 3,2 persen yang tercatat pada Oktober.
Angka tersebut juga lebih rendah dari perkiraan median sebesar 3,1 persen dari 11 ekonom dalam sebuah survei Wall Street Journal yang dilaporkan oleh Dow Jones Newswires.
Inflasi untuk 11 bulan pertama tahun ini berada di 2,6 persen, jauh di bawah target satu tahun penuh pemerintah yaitu sebesar 3,5 persen.
Ekspor China tumbuh jauh lebih kuat dari perkiraan pada November sementara pertumbuhan impor melemah, mendorong surplus perdagangan terbesar negara itu dalam hampir lima tahun, kata pemerintah mengumumkan pada Minggu.
Ekspor naik 12,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi 202,2 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 2,34 kuadriliun), kata General Adminisration of Customs.
Impor naik 5,3 persen dari tahun sebelumnya menjadi 168,4 miliar dolar Amerika (sekitar Rp1,99 kuadriliun), dengan surplus perdagangan bulanan berekspansi menjadi 33,8 miliar dolar Amerika (sekitar Rp399,4 triliun) pada Oktober, yang terbesar sejak Januari 2009.
Data inflasi dan perdagangan terbaru muncul setelah ekonomi China keluar dari penurunan paruh pertama, dengan pertumbuhan produk domestik bruto di kuartal ketiga berakselerasi menjadi 7,8 persen dari tahun sebelumnya setelah melambat di dua kuartal pertama. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...