Inflasi Juni 0,66 Persen Dipicu Tiket Pesawat, Daging Ayam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa laju inflasi pada Juni 2016 sebesar 0,66 persen, dengan inflasi tahun kalender berjalan Januari-Juni 2016 mencapai 1,06 persen, dan inflasi tahun ke tahun 3,45 persen
Ia mengatakan kenaikan tarif angkutan udara sejak awal Juni hingga menjelang musim arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1437 Hjiriah, menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni 2016 yang sebesar 0,66 persen.
Suryamin, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, mengatakan kenaikan tarif angkatan udara pada Juni 2016 dari Mei 2016 sebesar 8,27 persen, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan bobot tarif angkutan udara pada konsumsi masyarakat, kata Suryamin, sebesar 1,02 persen.
"Ini mencakup sejak awal Juni 2016 karena sudah banyak libur juga, hingga data kemarin (Kamis), saat sudah banyak yang mudik," ucap Suryamin.
Kenaikan tarif angkatan udara tertinggi terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur sebesar 46 persen dan Tarakan, Kalimantan Utara 38 persen.
Sedangkan penyumbang inflasi terbesar kedua adalah kenaikan harga daging ayam ras sebesar 5,63 persen dengan andil terhadap inflasi 0,07 persen dan bobot di konsumsi masyarakat sebesar 1,26 persen.
Kemudian, kontributor inflasi ketiga adalah ikan segar dengan kenaikan harga sebesar 2,15 persen denan sumbangan terhadap inflasi 0,06 persen. Bobotnya pada konsumsi masyarakat sebesar 2,66 persen.
Komoditas keempat terbesar penyumbang inflasi adalah telur ayam, dengan kenaikan harga sebesar 5,86 persen, dan sumbangannya sebesar 0,04 persen. Bobot konsumsi masyarakat untuk telur ayam adalah sebesar 0,73 persen.
Komoditas kelima terbesar penyumbang inflasi adalah gula pasir dengan andil 0,04 persen, dan kenaikan harga 6 persen. Bobot gula pasir dalam konsumsi masyarakat sebesar 0,55 persen.
"Selanjutnya, adalah kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif dasar listrik, dan emas," papar Suryamin.
Adapun, beberapa komoditas justru mencatatkan deflasi karena peningkatan produksi seperti bawang merah.
BPS mencatat terjadi penurunan harga bawang merah sebesar 10,19 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,07 persen.
Dengan inflasi Juni 0,66 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Juni 2016 sebesar 1,06 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun (year on year/yoy) mencapai 3,45 persen.
Untuk inflasi inti tercatat 0,33 persen pada Juni 2016, dengan inflasi komponen inti tahun kalender Januari-Juni 2016 sebesar 1,53 persen, dan tingka inflasi tahun ke tahun sebesar 3,49 persen.
Jika dibandingkan dengan inflasi Juni pada dua tahun terakhir, inflasi Juni 2016 merupakan yang tertinggi. Inflasi Juni pada 2014 sebesar 0,43 persen dan inflasi Juni 2015 sebesar 0,54 persen.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...