Inflasi November 2015 Mencapai 0,21 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi yang terjadi pada bulan November 2015 mencapai 0,21 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,57 pada Oktober 2015 menjadi 121,82 pada November 2015.
Sedangkan inflasi tahun kalender Januari hingga November 2015 mencapai 2,37 persen. Inflasi tahun kalender hingga bulan November 2015 merupakan inflasi terendah sepanjang 2015.
“Inflasi bulan November 2015 sebesar 0,21 persen. Kalau kita lihat dari gambaran inflasi ini, inflasi tahun kalender sebesar 2,37 persen utk kondisi November boleh dikata terendah sepanjang tahun 2015,” kata Deputi bidang Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat hari Selasa (1/12).
Kemudian, Sasmito juga melaporkan bahwa tingkat inflasi dari tahun ke tahun November 2015 terhadap November 2014 mengalami kenaikan sebesar 4,89 persen.
Kenaikan tingkat inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang kelompok bahan makanan sebesar 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,44 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen dan kelompok transportasi, komunnikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok sandang sebesar 0,23 persen karena harga emas turun pada November 2015.
Inflasi Tertinggi di Merauke
Dari 82 kota IHK 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Merauke Provinsi Papua sebesar 2,35 persen. Inflasi Ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga sayur, terutama bayam dan kangkung, kenaikan upah tukang, kenaikan harga beras dan rokok di Merauke.
Kemudian deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang terutama sebesar minus 1,02 persen terutama disebabkan turunnya berbagai jenis ikan terutama ikan selar maupun ikan krisi dan harga ayam.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2015 adalah beras, daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, buncis, kacang panjang, nasi dengan lauk, tomat sayur, tomat buah, rokok kretek, filter, tarif kotrak rumah, tarif sewa rumah, tarif listrik, upah tukang bukan mandor, tarif rumah sakit,tarif angkutan udara, dan tarif jalan tol.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah emas, perhiasan, ikan segar, kangkung, minyak goreng dan bensin.
“Pertamax turun sehingga menyebabkan secara andil inflasi sektor transport komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami pergerakan inflasi yang cukup besar. Dampak kenaikan BBM pada 22 November 2014 belum sepenuhnya hilang. Nanti baru bersih setelah Desember lewat,” kata dia.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...