Inggris Ajak Eropa Boikot Piala Dunia
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Inggris mengatakan Eropa mesti mempertimbangkan boikot Piala Dunia jika Sepp Blatter tidak mundur dari jabatan kepala badan sepak bola dunia FIFA karena skandal korupsi.
John Whittingdale, Menteri Olah Raga Inggris, menyerukan Blatter untuk mundur, dengan mengatakan segala opsi akan ditempuh untuk menekan Blatter mundur, termasuk memboikot Piala Dunia.
Perdana Menteri David Cameron dan bos FA Greg Dyke, juga meminta Blatter mundur, sedangkan Pangeran William yang bersama David Beckham pernah memperjuangkan Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 meminta FIFA direformasi.
Pemerintah Jerman juga menyuarakan perubahan di mana Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier menyatakan sepak bola membawa orang seluruh dunia bersatu.
"Itu seharusnya warisan nyata FIFA. Saya punya keraguan serius apakah FIFA bisa memikul tugas besar ini tanpa awal baru yang bersih," kata John Whittingdale, seperti tertuang reuters.com, Minggu (31/5).
Namun banyak pengamat sepak bola yang meragukan boikot Piala Dunia oleh Eropa itu akan menjadi bencana bagi sepak bola karena setiap upaya memecah organisasi akan melemahkan yang lainnya. Tinju misalnya, kini dikelola oleh empat badan tinju dunia.
Blatter (79) memenangi masa jabatan kelimanya sebagai Presiden FIFA kendati Kejaksaan Agung Amerika Serikat mendakwa sembilan pejabat olah raga dalam kasus korupsi, sedangkan pihak berwenang Swiss mengadakan penyelidikannya sendiri atas skandal korupsi FIFA itu.
Blatter menepis dampak skandal itu terhadap FIFA yang mengeduk miliaran dolar AS dari hak siar televisi dan sponsor. Masa depan Blatter akan tergantung pada reaksi para sponsor besar dan pemangku kepentingan FIFA, termasuk Coca-Cola dan McDonald, yang cemas oleh penahanan para pejabat FIFA dan dakwaan-dakwaan yang disampaikan AS dan Swiss terhadap para pejabat FIFA dan perusahaan-perusahaan.
Sementara itu Sunday Times Inggris melaporkan para jaksa Swiss akan menanyai Blatter sebagai bagian dari investigasi kriminal dalam pemberian suara untuk ketuanrumahan Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.
Namun juru bicara Kejaksaan Agung Swiss menepis kemungkinan memanggil segera Blatter, dan menyebut kabar itu omong kosong. "Presiden FIFA tidak akan ditanyai pada titip ini untuk sekarang ini," kata sang juru bicara.
"Namun jika diperlukan, dia akan ditanyai nanti,” lanjut sang juru bicara. (Ant/reuters.com).
Editor : Eben Ezer Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...