Inggris Akan Blokir Secara Otomatis Situs Berkonten Pornografi
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Penyedia layanan internet akan secara otomatis memblokir akses ke situs-situs porno di rumah tangga di Inggris, kecuali mereka memilih untuk mengangkat filter default.
Dalam pidato yang agak emosi awal pekan ini, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memperingatkan bahwa akses ke situs online pornografi adalah "korosi bagi masa kanak-kanak." Penyedia layanan internet yang tidak melakukan hal itu, kata dia, akan bertanggung jawab atas masalah yang timbul.
Dalam rencananya, filter akan diberlakukan pada semua pelanggan internet baru pada akhir tahun ini, kecuali mereka memilih untuk keluar. Jutaan pelanggan yang sudah ada juga akan dihubungi oleh penyedia layanan internet untuk menanyakan apakah mereka ingin membatasi konten yang khusus orang dewasa itu.
"Saya, sebagai politisi dan seorang ayah, merasa bahwa waktunya untuk bertindak telah tiba. Hal ini dilakukan cukup sederhana, tentang bagaimana kita melindungi anak-anak kita dan mereka yang tidak bersalah," katanya.
Cameron juga mengumumkan langkah-langkah tambahan untuk menekan pelaku kejahatan seks, termasuk terhadap membuat dan pemilik gambar porno ilegal. Dan dia memberi otoritas yang bertanggung jawab pada perlindungan anak kekuasaan yang lebih besar, termasuk untuk memeriksa rahasia jaringan, dan file-sharing digunakan oleh pedofil.
John Carr adalah penasihat pemerintah Inggris untuk keselamatan anak. Dia melalui jalur online telah lama menyerukan kepada pemerintah dan industri untuk berbuat lebih banyak membatasi akses ke situs pornografi anak, dan untuk melindungi anak-anak dari perilaku melihat setiap konten situs yang tidak pantas.
Cameron sangat tertarik secara pribadi tentang hal tersebut, dan hal itu bagus, karena akan bergema pada seluruh orangtua di seluruh Inggris, kata Carr.
Ada Yang Menentang
Namun demikina, usulan tersebut dikritik oleh kelompok anti-sensor. Mereka memperingatkan bahwa situs tentang kesehatan seksual atau seksualitas bisa terjebak dalam larangan tersebut.
Jim Killock, Direktur Eksekutif Open Rights Group, yang membela kebebasan berekspresi di internet, menjelaskan mengapa ia menentang tindakan itu. Menurut dia, aka ada banyak jenis konten yang diblokir melalui usaha itu, dan hal ini tidak menyelesaikan masalah.
Dia mengatakan situs-situs tersebut sudah diblokir dengan filter tertentu, karena menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan pornografi. Filter, katanya, sering keliru menyapu situs tersebut ke dalam jaring mereka, termasuk situs-situs yang ada untuk memberikan dukungan bagi para korban pelecehan atau pendidikan seks untuk remaja.(dw.de)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...