Inggris Tingkatkan Daur Ulang Sampah, Plastik Jadi BBM
INGGRIS, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah masalah berkaitan dengan plastik saat ini terus berdengung, masalah yang tak pernah hilang dan terlalu sedikit plastik yang didaur-ulang. Itu berarti masalah tersebut ada di setiap sudut planet Bumi, mulai dari pantai-pantai hingga ke dalam tubuh kita sendiri. Akan tetapi sebuah perusahaan Inggris menemukan suatu cara baru untuk mendaur-ulang plastik dan para pelanggan mengantri untuk membeli hasil daur ulang itu.
Tempat-tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi tempat menumpuknya kebanyakan plastik dari berbagai penjuru dunia, dan banyak yang juga akhirnya terdampar di lautan. Tapi, sebuah perusahaan daur ulang Inggris yang baru didirikan ingin agar sampah plastik berakhir di fasilitas pemrosesan mereka.
Adrian Haworth dari Recycling Technologies, mengatakan "Ada permintaan besar akan beberapa bahan daur ulang, dan ada banyak minat untuk melakukan daur ulang, khususnya dalam industri plastik. Jadi kami benar-benar akan memfasilitasi kemampuan daur ulang plastik sebagai input dalam perputaran ekonomi.”
Perusahaan itu, bernama Recycling Technologies, melebur plastik dan kemudian mengubahnya menjadi bahan bakar minyak atau bahan baku pembuat plastik baru.
"Pada dasarnya, yang kita lakukan saat ini hanyalah membuat suatu adukan hidrokarbon, dan kemudian menyaringnya pada suhu-suhu yang berbeda. Jadi pada suhu yang lebih tinggi, lilin-lilin tersebut terpisah lalu kita mendinginkannya sedikit lagi untuk menjadi minyak berat (kental) lalu mendinginkannya sedikit lagi untuk minyak yang agak ringan (encer), dan kemudian sisanya keluar sebagai nafta, campuran hidrokarbon cair yang mudah terbakar. Gas-gas yang tidak berkondensasi kami gunakan sebagai bahan bakar dalam proses tersebut,” kata Adrian Haworth.
Proses yang mereka lakukan itu, membuat bahan bakar minyak berat digunakan bagi kapal-kapal laut.
“Kami menyebutnya minyak mentah bersih, karena mengandung sedikit belerang di dalamnya, sebenarnya hampir tidak ada. Ini tentunya sesuai dengan beberapa peraturan baru untuk bahan bakar laut di mana mereka menghendaki kadar sulfur lebih rendah di seluruh dunia. Jadi, ini merupakan produk yang sangat berharga,” katanya.
Sekarang ini, perusahaan itu mendaur-ulang sekitar 7.000 ton plastik dalam setahun, namun mereka berpendapat upaya itu dapat meningkat dengan cepat.
"Kami sedang merancang suatu instalasi pengoperasian empat hari. Pada dasarnya, kami akan menggunakan enam unit kontainer kargo yang akan didirikan di tiap ujung dan disambungkan dalam mekanisme ‘langsung jalan sendiri.’ Dengan demikian mesin akan berjalan selama empat hari. Jadi, ini jelas bukan konsep pengilangan, tapi lebih merupakan sebuah perangkat peralatan industri yang berdiri sendiri,” kata Adrian.
Perusahaan tersebut menetapkan, ambisi target penjualan 1,300 unit mesin daur ulang di seluruh dunia selama dekade mendatang, dan mereka berharap dapat mendaur ulang sembilan juta ton plastik setiap tahun. (Voaindonesia.com)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...