Inggris Umumkan Penguncian Hingga Pertengahan Februari
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengumumkan penguncian nasional baru untuk Inggris hingga setidaknya pertengahan Februari untuk memerangi varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat, hari Senin (4/1).
Pengumuman dikeluarkan justru ketika Inggris meningkatkan program vaksinasi dan menjadi negara pertama yang mulai menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan pembuat obat AstraZeneca.
Johnson mengatakan orang-orang harus tinggal di rumah lagi, seperti mereka diperintahkan untuk melakukannya pada gelombang pertama pandemi pada bulan Maret 2020. Namun kali ini karena varian virus baru menyebar dengan cara yang "membuat frustrasi dan mengkhawatirkan".
"Saat saya berbicara dengan Anda malam ini, rumah sakit kami berada di bawah tekanan lebih besar dari COVID-19 daripada kapan pun sejak dimulainya pandemi," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Mulai hari Selasa (5/1), sekolah dasar dan menengah serta perguruan tinggi akan ditutup untuk pembelajaran tatap muka kecuali untuk anak-anak dari pekerja dan murid yang rentan. Mahasiswa universitas tidak akan kembali ke kampus hingga setidaknya pertengahan Februari. Orang-orang disuruh bekerja dari rumah, kecuali tidak mungkin untuk melakukannya, dan meninggalkan rumah hanya untuk perjalanan penting.
Semua toko yang tidak penting dan layanan perawatan pribadi seperti penata rambut akan ditutup, dan restoran hanya dapat mengoperasikan layanan bawa pulang.
Varian Baru Lebih Mengkhawatirkan
Hingga hari Senin, terdapat 26.626 pasien COVID-19 di rumah sakit di Inggris, meningkat lebih dari 30% dari pekan lalu. Itu adalah 40% di atas level tertinggi pada gelombang pertama di musim semi.
Sebagian besar wilayah Inggris sudah berada di bawah pembatasan ketat karena para pejabat mencoba mengendalikan lonjakan kasus virus corona yang mengkhawatirkan dalam beberapa pekan terakhir, yang terkait dengan varian baru COVID-19 yang lebih menular daripada varian yang ada.
Pihak berwenang telah mencatat lebih dari 50.000 infeksi baru setiap hari sejak melewati tonggak itu untuk pertama kalinya pada 29 Desember. Pada hari Senin, mereka melaporkan 407 kematian terkait virus, sehinga jumlah kematian yang dikonfirmasi menjadi 75.431, salah satu yang terburuk di Eropa.
Kepala petugas medis Inggris memperingatkan bahwa tanpa tindakan lebih lanjut, "ada risiko bahwa Layanan Kesehatan Nasional di beberapa daerah akan kewalahan selama 21 hari ke depan."
Beberapa jam sebelumnya, pemimpin Skotlandia, Nicola Sturgeon, juga memberlakukan penguncian di sana dengan pembatasan yang serupa dari Selasa hingga akhir Januari. "Saya lebih prihatin tentang situasi yang kita hadapi sekarang daripada yang pernah saya alami sejak Maret tahun lalu," kata Sturgeon di Edinburgh. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...