Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:51 WIB | Rabu, 11 Mei 2016

Ingin Freddy Budiman Dieksekusi, Jaksa Agung Ulur Jadwal

Jaksa Agung HM Prasetyo saat memberikan keterangan terkait keikutsertaan lima calon yang diajukan Kejaksaan Agung dalam seleksi calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Kejaksaan Agung Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Selasa (23/6-2015). Dalam kesempatan itu Prasetyo mengatakan kelima calon dari Kejaksaan Agung telah melalui proses pertimbangan dan layak memenuhi persyaratan. (Foto: Dok.satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jaksa Agung RI HM Prasetyo menginginkan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman untuk segera dieksekusi mati.

“Saya menginginkan Freddy segera dieksekusi,” katanya di Jakarta, hari Rabu (11/5).

Ia menambahkan pihaknya tidak ingin berlama-lama untuk segera mengeksekusinya karena selama ini Freddy Budiman selalu mengulur-ulur waktu dengan mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung.

Karena itu, kata dia, diperlukan ketegasan dan kepastian dari pihak Freddy Budiman terkait pengajuan PK tersebut. “Tentunya kita tidak mau menunggu terlalu lama," kata dia.

Di bagian lain, ia menegaskan soal pelaksanaan eksekusi mati itu sendiri pihaknya belum memutuskan waktu yang pastinya.

“Kita belum memutuskan itu, bahwa koordinasi dan persiapan sudah. Tetap yang memutuskan adalah eksekutor,” katanya.

Untuk pelaksanaan eksekusi, kata dia, tentunya banyak pertimbangan. "Itu kan bukan satu hal yang sederhana," katanya.

Soal Mary Jane terpidana mati asal Filipina, ia menyatakan pihaknya masih menunggu proses hukumnya di Filipina terkait kasus perdagangan manusia.

Sebelumnya Kejagung sepanjang 2015 telah mengeksekusi 14 terpidana mati.

Tahap pertama dilakukan pada Minggu, 18 Januari 2015, terhadap enam terpidana mati di Nusakambangan dan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Boyolali, Jawa Tengah.

Keenam terpidana adalah Tommi Wijaya (warga negara Belanda), Rani Andriani (Indonesia), Namaona Denis (Malawi), dan Marcho Archer Cardoso Moreira (Brasil), Tran Thi Bich Hanh (Vietnam) dan Daniel Enemuo alias Diarrsaouba (Nigeria).

Eksekusi terpidana mati berikutnya di Nusakambangan pada Rabu, 29 April 2015, terhadap delapan terpidana mati, yakni Rodrigo Gularte (Brasil), Sylvester Obiekwe Nwolise (Nigeria), Okwudili Oyatanze (Nigeria) dan Martin Anderson alias Belo (Ghana).

Selain itu, MGS Zainal Abidin bin MGS Mahmud Badarudin (Indonesia), Rahem Agbaje Salami Cardova (Cardova), Myuran Sukumaran (Australia) dan Andrew Chan (Australia).(Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home