Ini Alasan Kegiatan Salat Jumat Dihentikan di KBRI Washington
Selain salat Jumat, seluruh kegiatan non-kedinasan, termasuk kegiatan dan latihan kelompok seni budaya, kemasyarakatan, serta keagamaan dihentikan terhitung mulai tanggal 22 November 2015.
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington per 22 November akan menghentikan seluruh kegiatan non-kedinasan, termasuk kegiatan dan latihan kelompok seni budaya, kemasyarakatan serta keagamaan yang diselenggarakan selama jam kantor mapun di luar jam kantor di KBRI Washington DC.
Menurut pengumuman KBRI Washington, penghentian itu dilakukan demi alasan keamanan.
"KBRI Washington DC saat ini sedang melakukan peninjauan menyeluruh terhadap standar dan prosedur keamanan dan keselamatan di gedung KBRI Washington DC yang beralamat di 2020 Massachusetts Avenue, NW, Washington, DC, 20036," demikian pengumuman KBRI Washington, yang dilansir lewat akun facebooknya, pada 22 November 2015.
"Dalam kaitan ini, seluruh kegiatan non-kedinasan (termasuk kegiatan dan latihan kelompok seni budaya, kemasyarakatan, serta keagamaan) yang diselenggarakan selama jam kantor maupun di luar jam kantor KBRI Washington DC, akan dihentikan terhitung mulai tanggal 22 November 2015 sampai pemberitahuan lebih lanjut. Demikian disampaikan, harap menjadi maklum," lanjut pengumuman tersebut.
Sementara itu CNN Indonesia melansir sebuah penjelasan lebih rinci berdasarkan pernyataan KBRI Washington lewat media sosial. Dikatakan, langkah pertama yang akan dilakukan KBRI adalah mengurangi semua aktivitas non-resmi yang melibatkan banyak orang di KBRI, demi menjaga keamanan. Kedua, KBRI akan meniadakan pagelaran seni, pelajaran gamelan dan bahasa Indonesia untuk sementara. Ketiga, meniadakan salat Jumat yang biasanya digelar di KBRI.
"Kedutaan tidak akan lagi menyelenggarakan salat Jumat bagi seluruh jemaah, saudara-saudari Muslim di Kedutaan. Hari ini adalah hari terakhir Kedutaan mengadakan dan membuka akses bagi saudara-saudari Muslim untuk salat Jumat," tulis pengumuman KBRI.
CNN Indonesia mengutip pernyataan pejabat Indonesia di Washington yang enggan disebut namanya yang mengatakan, alasan pengurangan kegiatan di KBRI, termasuk peniadaan salat Jumat, bukan hanya karena alasan keamanan, tapi juga karena akan dilakukan renovasi lantaran gedung yang sudah tua.
Gedung KBRI atau yang disebut dengan Walsh-McLean House dibangun mulai tahun 1901. Bangunan dengan 50 ruangan ini masuk dalam kategori bersejarah dan dilindungi di AS.
Selain itu, pihak KBRI ingin mengembalikan fungsi gedung itu sebagai kantor, bukan sebagai masjid.
"Dari segi keamanan, KBRI memang termasuk kedutaan yang tingkat keamanannya perlu lebih ditingkatkan lagi. Kami akan meninjau kembali tingkat keamanan apa yang cocok untuk ke depannya. Intinya, kami ingin mengembalikan fungsi KBRI sebagai kantor," kata dia.
Dia mengatakan, salat Jumat biasanya dilakukan di ruang Presiden di KBRI yang bisa menampung hingga 100 orang. Setiap Jumat, KBRI didatangi umat Muslim dari berbagai negara di Washington untuk beribadah.
KBRI, lanjut dia, berharap warga Muslim bisa memanfaatkan masjid Imaam Center di Silver Spring, sekitar 11 kilometer atau 20 menit berkendara dari KBRI untuk melaksanakan salat Jumat. Masjid ini dibangun atas hibah dari pemerintah Indonesia dan diresmikan tahun lalu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...