Inovasi & Transformasi: Menuju Bangsa Yang Lebih Maju
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Saat ini sampai dengan 21 Agustus 2022 berlangsung pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, di Indonesia Convetion Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Bagi pemerhati dan penyuka otomotif maka salah satu produk yang menyedot perhatian dalam pameran tersebut adalah produk kendaraan elektrik atau yang disebut sebagai Electric Vehicle (EV). Apa yang dimaksud dengan EV? Sederhananya, EV adalah kendaraan yang menggunakan aliran listrik 100% dengan memakai baterai elektrik yang dapat diisi ulang. Hal ini mungkin menjadi oase, di tengah kenaikan harga BBM di Indonesia pada bulan Agustus 2022 ini.
Memang bagi masyarakat Indonesia harga beli EV masih cukup tinggi, apalagi kalau menyebut produk EV dari Tesla, perusahaan otomotif milik Elon Musk yang berbasis di Amerika Serikat. Namun, dalam GIIAS 2022 ada fakta yang menarik ketika perusahaan otomotif Korea Selatan yakni Hyundai Motor Group memproduksi EV dengan harga dan kualitas yang dinilai pas dengan konsumen seperti di Indonesia. Hasilnya Hyundai menjadi perusahaan nomor urut 2 dengan penjualan terlaris mengalahkan, Mitzubishi, Honda, dan Suzuki. Perusahaan-perusahan otomotif Jepang yang sangat familiar di Indonesia. Hyundai hanya kalah dengan Toyota yang berada di peringkat 1.
Tentu ini menjadi sebuah capaian yang menarik, mengingat di tahun sebelumnya yakni di GIIAS 2021, Hyundai masih jauh tertinggal dengan perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang yang memang sudah mempunyai nama besar dan merajai di pasar otomotif Indonesia.
Tulisan ini tentu tidak disponsori oleh Hyundai, namun melalui fakta di GIIAS 2022 ini, ada sesuatu yang menarik untuk kita pelajari bagaimana inovasi dan transformasi dapat mengubah situasi. Keberhasilan Hyundai tidak terjadi tiba-tiba, sebagai sebuah perusahaan mereka mempersiapkan dan merancang strategi inovasi sesuai dengan situasi dan perkembangan dunia.
Pada 2001, Hyundai mendirikan Pusat Desain Eropa Hyundai dan 2003 didirikan Pusat Teknis Hyundai Motor Eropa dan Pusat Desain Namyang dengan fokus pada pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan selera konsumen atau masyarakat pada umumnya. Artinya selama dua dekade, Hyundai fokus di dalam investasi pada pengembangan inovasi dan transformasi. Hasilnya pun terlihat dengan fakta yang disampaikan di awal tulisan ini.
Forbes Insight dalam sebuah tulisannya menuliskan bahwa 84% upaya transformasi menemui kegagalan dikarenakan faktor orang. Dalam konteks di Indonesia, maka perlu kita pikirkan bagaimana SDM di Indonesia dapat menjadi SDM yang inovatif dan transformatif. Kita tidak lagi hanya fokus pada persoalan-persoalan seputar SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), karena bangsa lain sudah berlomba-berlomba berinovasi dalam perkembangan teknologi dan ekonomi global.
Untuk itu setidaknya ada tiga hal ini yang dapat dilakukan di dalam komunitas kita masing-masing, seperti di keluarga, komunitas beragama atau di masyarakat.
Pertama, Ancitipate and Embrace Disruption. Sebagai SDM yang mau berinovasi dan bertansformasi maka, di era disrupsi ini kita perlu menjadi pribadi yang siap dan responsif terhadap perubahan.
Kedua, Able to Learn and Face Challenges. Kita perlu senantiasa mau belajar dan siap menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Ketiga, Take Fewer, Bigger Steps. Mari kita menjadi SDM Indonesia yang mau melangkah untuk menjadi bangsa yang lebih maju.
Selamat menjadi manusia yang berinovasi dan bertransformasi!
Editor : Eti Artayatini
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...