Insiden Anti Islam di Prancis Melonjak
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Jumlah insiden anti Islam di Prancis melonjak sejak serangan ekstremis di Paris dua pekan lalu, menurut organisasi peneliti Islamofobia pada Senin (19/1).
Observatorium Anti Islamofobia Nasional mengatakan 116 insiden anti Islam dilaporkan kepada pihak berwenang sejak penembakan pada 7-9 Januari silam oleh tiga militan Prancis yang menewaskan 17 orang.
Jumlah insiden selama dua pekan tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah insiden yang tercatat selama sebulan penuh pada Januari 2014, dengan 28 serangan terhadap rumah ibadah dan 88 ancaman.
Presiden Observatorium, Abdallah Zekri, mengecam “tindakan kebencian terhadap warga negara Prancis yang beragama Islam, mayoritas dari mereka menghormati nilai-nilai dan sekulerisme Prancis.”
“Situasi ini tidak dapat diterima dan kami meminta pihak berwenang tidak hanya memberikan kepastian, namun juga bertindak untuk mengakhiri hal ini,” ujarnya.
Islam merupakan agama terbesar kedua di Prancis dengan jumlah penganut 3,5 hingga lima juta jiwa.
Sejumlah masjid menjadi target serangan pasca serangan berdarah di Paris.
Di beberapa kota, masjid ditembaki dan slogan-slogan rasis dicat di dinding masjid. Di Corsica, kepala babi digantungkan di pintu masjid.
Presiden Prancis Francois Hollande dan pemerintah Prancis berulang kali mengecam tindakan menyamaratakan seluruh umat Islam dengan ekstremis.
Dalam pidato pekan lalu, Hollande menegaskan bahwa “Umat Islam merupakan korban utama terorisme.”
Sebagian dari 10 ribu tentara yang dikerahkan untuk meningkatkan keamanan ditugaskan untuk melindungi masjid-masjid. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...