Instalasi UNICEF: Ingat Kuburan Anak-anak
SATUHARAPAN.COM – Dana PBB untuk Anak-anak (UNICEF) menggelar pameran instalasi di taman di Markas Besar PBB di New York. Karya ini menampilkan deretan tas punggung warna biru (khas PBB) dan bertulisan UNICEF, seperti deretan nisan di kuburan.
Karya instalasi ini sebagai pesan kepada para pemimpin dunia, yang akan bersidang pada Majelis Umum tahunan. Fitur deretan tas punggung itu mengingatkan kuburan, dan masing-masing mewakili hilangnya kehidupan anak-anak sebagai korban konflik.
“Ransel UNICEF selalu menjadi simbol harapan dan kemungkinan pada masa kecil,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, Minggu (8/9)seperti diberitakan un.org.
"Hanya dalam dua pekan, para pemimpin dunia berkumpul di Majelis Umum PBB, dan akan merayakan peringatan 30 tahun Konvensi Hak-Hak Anak", katanya. "Instalasi ini harus mengingatkan mereka tentang taruhannya pada konflik."
Setelah pameran itu, tas punggung itu akan melanjutkan perjalanan mereka untuk mendukung pendidikan anak-anak.
Menurut Laporan Tahunan 2019 Sekretaris Jenderal tentang anak-anak dan konflik bersenjata, lebih dari 12.000 anak-anak terbunuh atau cacat di zona konflik tahun lalu. Angka ini adalah tertinggi sejak PBB mulai memantau dan melaporkan pelanggaran berat ini.
Dan pula, angka tersebut hanya berdasarkan kejadian yang terverifikasi, sehingga jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Dalam konflik yang sedang berlangsung di Afghanistan, Republik Afrika Tengah, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, Yaman dan banyak tempat lain lagi, anak-anak adalah warga yang membayar harga perang paling berat.
Sebagian besar korban anak-anak dalam konflik bersenjata disebabkan oleh penggunaan senjata peledak yang terus-menerus dan meluas, seperti serangan udara, ranjau darat dan bom tandan.
Fore mengatakan bahwa "karena banyak anak harus kembali ke sekolah dalam pekan ini, kami menarik perhatian untuk ribuan anak yang tewas di zona konflik dan mereka yang kehilangan secara tragis rumah, ruang kelas, dan komunitas mereka di seluruh dunia".
“Keuntungan luar biasa akan dialami anak-anak dalam 30 tahun terakhir, jika kita memanfaatkan kemauan politik untuk mengutamakan anak-anak,” kata kepala UNICEF.
Editor : Sabar Subekti
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...