Intelijen Prancis: Ledakan di RS Al Ahli Kemungkinan Besar dari Roket Hamas
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Sebuah penilaian yang dilakukan oleh intelijen militer Prancis menunjukkan kemungkinan besar penyebab ledakan mematikan di rumah sakit Baptis al-Ahli di Kota Gaza adalah roket Palestina yang membawa bahan peledak sekitar lima kilogram (11 pon) dan mungkin salah sasaran, kata seorang pejabat senior militer Prancis mengatakan pada hari Jumat (20/10).
Beberapa roket di gudang senjata kelompok militan Palestina Hamas membawa bahan peledak dengan berat yang sama, termasuk roket buatan Iran dan satu lagi buatan Palestina, kata pejabat intelijen tersebut.
Tak satu pun dari intelijen mereka yang menunjuk pada serangan Israel, kata pejabat itu.
Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama, namun diizinkan untuk membahas penilaian Presiden Emmanuel Macron tentang apa yang digambarkan sebagai upaya untuk bersikap transparan mengenai temuan intelijen Prancis.
Penilaian tersebut didasarkan pada informasi rahasia, citra satelit, informasi intelijen yang dibagikan oleh negara lain, dan informasi sumber terbuka, kata pejabat itu.
Ukuran kawah ledakan di halaman rumah sakit diperkirakan oleh intelijen militer Prancis memiliki panjang sekitar satu meter (39 inci), lebar 75 sentimeter (29 1/2 inci) dan kedalaman sekitar 30 hingga 40 sentimeter (12 hingga 16 inci).
Hal ini sesuai dengan bahan peledak yang memiliki berat sekitar lima kilogram, kata pejabat tersebut. Pejabat itu mengatakan lubang tersebut tampaknya sedikit berorientasi pada sumbu selatan ke utara, menunjukkan proyektil menghantam dengan sudut miring pada lintasan selatan ke utara.
Para pejabat di Gaza yang dikuasai Hamas dengan cepat menyalahkan serangan udara Israel atas ledakan di rumah sakit pada hari Selasa (17/10). Israel membantah terlibat dan merilis video langsung, audio dan bukti lain yang dikatakan menunjukkan ledakan itu disebabkan oleh roket yang salah sasaran oleh Jihad Islam, kelompok militan Palestina lainnya. Jihad Islam menolak bertanggung jawab.
Jumlah korban tewas masih diperdebatkan. Hanya dalam waktu satu jam setelah ledakan, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 500 orang tewas. Jumlah tersebut kemudian direvisi sedikit menjadi 471 pada hari Rabu (18/10), tanpa memberikan rincian jumlah korban tewas. Militer Israel mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah tersebut dilebih-lebihkan.
Sambil memperingatkan bahwa “Saya tidak memiliki kepastian,” pejabat intelijen militer Prancis mengatakan: “Kami sama sekali tidak melihat bahwa roket sebesar itu dapat menyebabkan 471 orang tewas. Ini tidak mungkin."
Sebuah laporan intelijen Amerika memperkirakan bahwa antara 100 dan 300 warga Palestina mungkin terbunuh.
Bahkan di Gaza terdapat perkiraan jumlah korban tewas yang bertentangan. Pejabat Rumah Sakit Al-Ahli hanya mengatakan jumlah korban jiwa mencapai ratusan, tanpa memberikan angka pastinya.
Direktur umum rumah sakit terbesar di Gaza, Shifa, Mohammed Abu Selmia, mengatakan menurut dia jumlah korban jiwa mendekati 250 orang, berdasarkan jumlah korban yang dia lihat mengalir ke pusat triase. Dua orang saksi mata mengatakan, mereka mengira jumlah korbannya mencapai puluhan, bukan ratusan.
Semua pejabat di Gaza mengatakan ledakan itu meninggalkan potongan-potongan tubuh berserakan di mana-mana, sehingga menyulitkan tugas menghitung jumlah korban tewas. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...