Interpol Peringatkan Meningkatnya Kejahatan Cyber Selama Pandemi
LYON, SATUHARAPAN.COM-Badan kepolisian global, Interpol, hari Senin (3/8) memperingatkan tentang tingkat kejahatan cyber yang “mengkhawatirkan” selama pandemi virus corona. Para penjahat mengambil keuntungan dari orang-orang yang bekerja dari rumah untuk menargetkan lembaga-lembaga besar.
Sebuah penilaian oleh organisasi yang berbasis di Lyon itu menemukan "pergeseran target yang signifikan" oleh penjahat dari individu dan bisnis kecil ke perusahaan besar, pemerintah dan infrastruktur kritis.
"Penjahat dunia maya mengembangkan dan meningkatkan serangan mereka pada kecepatan yang mengkhawatirkan, mengeksploitasi ketakutan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh situasi sosial dan ekonomi yang tidak stabil akibat pandemi COVID-19," kata Sekretaris Jenderal Interpol, Jenderal Juergen Stock.
“Meningkatnya ketergantungan online pada orang-orang di seluruh dunia juga menciptakan peluang baru, dengan banyak bisnis dan individu yang tidak memastikan perlindungan cyber terkini mereka,” tambahnya.
Kejahatan Menggunakan Pesan Email
Laporan itu mengatakan para penjahat dunia maya mengirimkan email phishing bertema COVID-19 yang berupaya mendapatkan data rahasia dari pengguna, sering kali mereka menyamar sebagai pejabat pemerintah dan kesehatan.
Penjahat dunia maya semakin banyak menggunakan malware yang merusak terhadap infrastruktur kritis dan institusi perawatan kesehatan, tambahnya.
Dalam dua pekan pertama bulan April 2020, terjadi peningkatan serangan ramsomware, di mana pengguna harus membayar uang agar komputer mereka dapat bekerja kembali.
Ada juga peningkatan penyebaran berita palsu dan informasi yang salah yang terkadang menyembunyikan malware, kata Interpol.
Dari Januari hingga April, sekitar 907.000 pesan spam, 737 insiden yang terkait dengan malware ,dan 48.000 URL jahat; semua yang terkait dengan COVID-19 yang terdeteksi oleh salah satu mitra sektor swasta Interpol, katanya.
Badan itu memperingatkan tren itu akan berlanjut dan "peningkatan kejahatan dunia maya sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat."
"Kerentanan terkait dengan bekerja dari rumah dan potensi peningkatan keuntungan finansial akan membuat penjahat cyber terus meningkatkan aktivitas mereka dan mengembangkan metode yang lebih maju dan canggih," katanya.
Begitu vaksin COVID-19 tersedia, Interpol berkata, "sangat mungkin bahwa akan ada lonjakan lain dalam phishing terkait dengan produk medis ini serta intrusi jaringan dan serangan cyber untuk mencuri data." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...