Invasi Rusia ke Ukraina Dorong Lonjakan Impor Senjata Eropa
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Pengiriman senjata ke Eropa melonjak di tengah memburuknya hubungan dengan Rusia dalam lima tahun hingga 2021, bahkan ketika perdagangan senjata global melambat, menurut lembaga think-tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan pada hari Senin (14/3).
Dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya, transfer internasional senjata utama menyusut lima persen secara global, kata SIPRI dalam sebuah pernyataan. Tetapi impor ke negara-negara di Eropa meningkat 19 persen, pertumbuhan terbesar dibandingan dengan kawasan dunia mana pun.
“Kemerosotan parah dalam hubungan antara sebagian besar negara Eropa dan Rusia merupakan pendorong penting pertumbuhan impor senjata Eropa, terutama bagi negara-negara yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan mereka melalui industri senjata nasional mereka,” kata peneliti SIPRI, Pieter Wezeman.
Inggris, Norwegia, dan Belanda adalah importir terbesar Eropa, katanya. Impor senjata utama Ukraina sangat terbatas pada periode tersebut meskipun ada ketegangan dengan Rusia menjelang invasi Moskow ke Ukraina bulan lalu.
“Negara-negara Eropa lainnya juga diperkirakan akan meningkatkan impor senjata mereka secara signifikan selama dekade mendatang, setelah baru-baru ini menempatkan pesanan besar untuk senjata utama, khususnya pesawat tempur dari AS,” kata lembaga think tank tersebut.
Amerika Serikat tetap menjadi pengekspor senjata terbesar di dunia, meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 39 persen dari 32 persen.
Data SIPRI didasarkan pada informasi dan perkiraan transfer senjata internasional termasuk penjualan, hadiah, dan produksi di bawah lisensi dan mencerminkan volume pengiriman, bukan nilai finansial dari kesepakatan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...