Investor Waspada, IHSG dan Rupiah Turun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (25/3), ditutup turun sebesar 17,33 poin. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta juga melemah sebesar 17 poin menjadi Rp 11.397 per dolar AS.
Indeks BEI ditutup melemah sebesar 17,33 poin atau 0,37 persen ke posisi 4.703,09, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 4,10 poin (0,52 persen) ke level 788,03.
“Tekanan indeks BEI yang terjadi di sepanjang hari ini mengikuti bursa Asia. Namun, tekanannya cenderung masih tertahan seiring dengan investor asing yang masih masuk ke pasar saham domestik,” kata Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dana investor asing yang masuk ke pasar saham cukup besar pada Selasa ini senilai Rp 325,75 miliar dibandingkan dengan hari sebelumnya (24/3) yang sebesar Rp 268,36 miliar.
“Hal itu mencerminkan bahwa investor masih percaya terhadap kondisi ekonomi Indonesia, diperkirakan `inflow` ke pasar saham masih terus meningkat ke depannya,” kata dia.
Analis Anugerah Securindo Indah, Bertoni Rio, menambahkan bursa Indonesia mengalami aksi ambil untung menyusul sentimen negatif dari kejatuhan bursa global yang akhirnya merembet ke bursa Asia, termasuk IHSG BEI.
“Kendati demikian indeks BEI akan bergerak kembali menguat pada besok (Rabu, 26/3) di kisaran 4.690-4.721 poin,” kata dia.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Adhi Karya (ADHI), PP London Sumatra Indonesia (LSIP), Total Bangun Persada (TOTL), Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 198.192 kali dengan volume mencapai 4,94 miliar lembar saham senilai Rp 5,30 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 114,13 poin (0,52 persen) ke level 21.732,32, indeks Nikkei turun 52,11 poin (0,36 persen) ke level 14.423,19 dan Straits Times melemah 7,66 poin (0,25 persen) ke posisi 3.104,17.
Rupiah Menjadi Rp 11.397
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah sebesar 17 poin menjadi Rp 11.397 dibanding sebelumnya Rp 11.380 per dolar AS.
“Laju rupiah cenderung tertahan menyusul sikap waspada investor pasar uang terhadap serangkaian data ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada pekan depan,” kata analis Monex Investor Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan Indonesia akan merilis data neraca perdagangan, inflasi, dan indeks manufaktur pada 1 April mendatang.
Meski rupiah melemah, menurut dia, pergerakannya masih cenderung stabil menyusul berkurangnya aktivitas manufaktur Amerika Serikat, kondisi itu berhasil meredakan kecemasan akan potensi kenaikan suku bunga Fed tahun depan.
“Pemerintah dan Bank Indonesia juga mengaku siap dalam menghadapi kebijakan moneter the Fed,” kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, mata uang rupiah juga masih mendapat topangan dari pernyataan salah satu petinggi pemerintah Tiongkok terkait kemungkinan pelonggaran moneter demi mengantisipasi perlambatan ekonominya.
“Kabar tersebut muncul setelah data aktivitas manufaktur Tiongkok kembali menurun,” kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa (25/3), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.357 dibanding sebelumnya (24/3) di posisi Rp 11.384 per dolar AS. (Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...