IPB Murnikan Protease Mengkudu Penuhi Pasar Enzim
BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Tim peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), melakukan pemurnian protease dari buah dan daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang banyak mengandung zat untuk pengobatan tradisional guna memenuhi permintaan pasar enzim dunia yang meningkat.
"Tahun 2013 diperkirakan pasar enzim dunia mencapai 7 miliar dolar (Rp 90 triliun), dengan peningkatan permintaan 6,3 persen per tahun," kata salah satu tim peneliti pemurnian protease buah mengkudu dari IPB, Dwi Ishartani, di Bogor, Kamis (26/2).
Dwi mengatakan, mengkudu sangat populer di kawasan Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik dan Karibia, termasuk Indonesia.
Penggunaan buah tersebut secara tradisional antara lain untuk obat cacing, luka, abses, sariawan, sakit gigi, memar, rematik, infeksi mulut dan gusi, sakit perut dan hipertensi.
"Manfaat mengkudu sejauh ini belum dikaitkan dengan kandungan enzim di dalamnya," kata dia.
Dijelaskannya, penggunaan mengkudu secara tradisional sebagai obat luka, besar kemungkinan salah satunya disebabkan adanya aktivitas protease dalam buah tersebut.
"Protease secara khusus berperan dalam pengaturan pendewasaan sel, perbanyak sel, serta sintesis dan pergantian kolagen dalam proses penyembuhan luka pada kulit," katanya.
Ia mengatakan, pengaruh umur buah dan daun terhadap aktivitas protease dalam mengkudu, diamati menggunakan buah dan daun dengan dua tingkat usia atau ketuaan berbeda, yakni tingkat ketuaan 2 (TK2) dengan ciri buah berwarna kuning kehijauan, tekstur keras tingkat ketuaan 4 (TK4) dengan ciri berwarna putih kuning.
Sedangkan untuk daun dibagi dua, yakni pucuk (hijau muda, mengkilap) dan pangkal daun (hijau tua, mengkilap).
"Hasilnya, kandungan protein buah TK2 lebih tinggi daripada buah TK4, dan daun pucuk lebih tinggi dari daun pangkal, ini karena faktor penuaan atau pematangan," katanya.
Ekstrak kasar protease dari buah TK2 yakni 3,79 U/mg protein memiliki spesifikasi paling tinggi. Protease dari ekstrak kasar buah TK2, daun pucuk dan daun pangkal lebih potensial untuk diambil secara komersial sedangkan protease dari ekstrak kasar TK4 lebih potensial untuk keperluan analisi.
Dwi mengatakan, enzim dari tumbuhan seperti papain dan bromelain masih relevan digunakan sebagai sumber komersial. Enzim dari tumbuhan pada tahun 2008 menempati 5 persen dari total "market share" enzim dunia.
"Protease buah dan daun mengkudu sebagai salah satu sumber enzim komersial," katanya.
Riset pemurnian protease buah dan daun mengkudu, telah dipublikasikan dalam Jurnal Teknologi dan Industri Pangan tahun 2011 dengan judul "Pemurnian Protease dari Buah dan Daun Mengkudu". Penelitian ini melibatkan tim IPB yang terdiri dari empat orang yakni Dwi Ishartani, Elfi, Nuri Andarwulan dan Dahrul Syah. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...