IPMI Trend Show 2017: Cinta dan Kreativitas di White Cube
SATUHARAPAN.COM – White Cube dalam pergelaran IPMI Trend Show 2017 menjadi ajang unjuk kreativitas desainer yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI). Berbeda dengan Mini Runway, ruang presentasi dalam format konvensional dengan panggung panjang di tengah tempat model berjalan memamerkan koleksi baru, di White Cube pencinta mode dapat menyaksikan koleksi desainer dari jarak sedekat mungkin. Di White Cube, selain menyimak detail rancangan, penonton juga dapat membuat rekaman koleksi rancangan melalui foto ataupun video.
Di ruang presentasi minimalis yang dibangun di The Hall, Lantai 8 pusat perbelanjaan Senayan City di Jakarta Selatan itu, desainer IPMI memamerkan koleksi rancangan barunya, sebagai arahan mode tahun berikut. Pada pergelaran yang berlangsung 8 – 11 November lalu, tersirat dari namanya, para desainer memamerkan koleksi baru untuk arahan mode 2017.
White Cube menjadi pilihan desainer Tri Handoko pada Jumat (11/11) lalu memamerkan 16 koleksi barunya, busana wanita dan pria, untuk brand Austere by Tri Handoko. Mengusung tema “Rec-ti-tude”, yang ia sebut sebagai pengejawantahan dari kejujuran dalam berkarya, ia mencoba mengingatkan kembali pada makna inti dari fashion atau mode dan suatu keyakinan bahwa mode dapat membantu suatu pribadi untuk mengekspresikan diri untuk tampil dengan baik di lingkungannya.
Ia memilih warna-warna khromatik putih, abu-abu, hitam, dan biru muda, untuk lebih menegaskan detail karyanya yang, meminjam istilahnya, berciri structured. Simpel, dan modern minimalis. Tri Handoko memilih material katun, linen, semiwool, dan bahan rajut untuk rancangannya yang didominasi gaya androgini.
Pada akhir sesi, ia bergabung dengan model-model yang menempati titk-titik tertentu, dan mendemonstrasikan berbagai pilihan tampil dengan blazer rancangannya, sebagai contoh.
Yongki Budisutisna Terinspirasi Kisah Penciptaan
White Cube juga menjadi ajang olah kreativitas desainer Yongki Budisutisna, yang menampilkan koleksi ready-to-wear untuk musim semi dan panas 2017. Mengusung tema “Genesis”, Yongki mencoba menerjemahkan tema besar IPMI Trend Show 2017, “Love”, ke dalam busana siap pakai dengan ringan, tanpa meninggalkan ciri khas rancangannya, yakni feminin namun tetap muda dan fun.
Yongki menghadirkan 24 koleksi rancangan. Terinspirasi dari kisah penciptaan di dalam Kitab Kejadian, Yongki menerjemahkannya melalui penggunaan teknik patchwork dan aplikasi dari simbol-simbol yang terkait dengan kisah penciptaan.
Berbagai jenis bahan dengan beragam tekstur seperti organdi, georgette, katun, linen di dalam palet warna dominan putih, hitam, abu-abu, perak, dan emas, dia padukan ke dalam siluet terusan pendek, rok, blus, gaun panjang, hingga outerwear seperti jaket dan coat.
White Cube pada IPMI Trend Show 2017, juga menjadi pilihan desainer Era Soekamto pada hari pembukaan, Selasa, 8 November, dan Andreas Odang pada ujung penyelenggaraan, Jumat, 11 November. Di ruang presentasi itu mereka membuktikan kecintaan terhadap dunia yang mereka geluti, seperti tertulis dalam tema “Love”.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...