Irak Kuasai Situs Kuno Nimrud dari ISIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Pasukan Irak mengatakan bahwa pada hari Minggu (13/11) mereka telah merebut kembali kota kuno Asiria yang diledakkan oleh kelompok Negara Islam Irak san Suriah (NIIS atau ISIS) di selatan kota Mosul, Irak.
Pasukan maju ke kota itu, Nimrud, sejak pekan lalu. Pasukan Iran mulai melancarkan serangan merebut Mosul pada 17 Oktober yang dikuasai kel;ompok ISIS sejak Juni 2014.
Sementara itu, menurut laporan AFP, aliansi Kurdi-Arab sedang melancarkan dua serangan terhadap kota besar lainnya masih dikuasai ISIS, yaitu kota Raqa di Suriah. Sementara koalisi militer pimpinan Amerika Serikat mendukung kedua serangan dengan serangan udara.
"Desa Al-Nomaniyah dan Al-Nimrud dan sisa peninggalan kota Nimrud dikuasai kembali," kata Brigadir Jenderal Saad Ibrahim dari Divisi lapis baja ke-9 kepada AFP.
Komando Operasi Gabungan Irak, sehari sebelumnya mengumumkan bahwa seluruh wilayah Nimrud telah direbut kembali, tapi kemudian mengatakan bahwa hal itu salah.
Desa Nimrud dan situs arkeologi yang merupakan salah satu pusat besar di Timur Tengah kuno. Kota itu didirikan pada abad 13 SM dan menjadi ibu kota kerajaan Asyur. Penguasa ketika itu membangun istana yang luas dan monumen yang telah menarik para ahli arkeolog selama lebih dari 150 tahun.
Pada April tahun lalu, ISIS memposting sebuah video di internet di mana militan mereka menghancurkan monumen itu, dan menanaman bahan peledak di sekitar lokasi serta meledakkannya.
Penghancuran itu merupakan bagian dari kampanye perusakan terhadap situs warisan dunia di wilayah yang dikontrol jihadis. ISIS melakukan itu di Hatra, gurun selatan kota Mosul dan di Palmyra, Suriah.
ISIS menganggap monumen kuno itu sebagai berhala yang melanggar ajaran Islam, namun mereka menjual artefak itu untuk membiayai operasi mereka.
Badan PBB UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menyambut berita direbutnya kembali kota Nimrud. "Kami menyambut baik berita bahwa Nimrud, sebuah situs warisan dunia UNESCO, kembali di bawah kendali pemerintah Irak," kata juru bicara UNESCO, George Papagiannis.
"Kami berharap dapat berkoordinasi dengan otoritas terkait di Baghdad untuk penyediaan dukungan bagi setiap upaya yang perlu dilakukan pada situs itu, setelah daerah tersebut stabil."
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...