Iran Akui Hadapi Serangan Siber
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Menteri telekomunikasi Iran mengumumkan pada hari Minggu (15/12) bahwa negara itu telah menjinakkan serangan siber kedua dalam waktu kurang dari sepekan, kali ini "bertujuan memata-matai intelijen pemerintah."
Menteri telkomunikasi, Mohammad Javad Azari Jahromi, dikutip AP, mengatakan dalam sebuah posting pendek di Twitter bahwa terjadi serangan yang diduga "diidentifikasi dan dijinakkan oleh perisai keamanan siber." Dia menyebutkan bahwa "server mata-mata diidentifikasi dan para peretas juga dilacak," namun tidak menguraikan lebih lanjut.
Hari Rabu lalu, Jahromi mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa serangan ciber "besar-besaran" yang menargetkan "pemerintah" dan juga infrastruktur elektronik Iran. Dia tidak memberikan rincian spesifik tentang serangan yang disebutkan itu kecuali mengatakan itu juga dijinakkan dan bahwa sebuah laporan akan dirilis.
Pada hari Selasa, menteri itu menolak laporan operasi peretasan yang menargetkan bank-bank Iran, termasuk laporan media lokal bahwa rekening jutaan pelanggan bank Iran diretas.
Ini bukan pertama kalinya Iran mengatakan telah menjinakkan serangan siber, meskipun telah memutus banyak infrastruktur internet setelah virus komputer Stuxnet, yang secara luas diyakini sebagai ciptaan bersama AS-Israel, mengganggu ribuan kali situs pusat nuklir Iran di negara itu.
Pada bulan Juni, para pejabat Washington mengatakan bahwa pasukan siber militer AS melancarkan serangan terhadap sistem komputer militer Iran ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mundur dari rencana untuk serangan militer yang lebih konvensional dalam menanggapi jatuhnya pesawat pengintai AS oleh Iran di Teluk Persia.
Ketegangan telah meningkat antara AS dan Iran sejak Presiden Donald Trump menarik diri tahun lalu dari perjanjian nuklir 2015 dengan Teheran dan memulai kebijakan "tekanan maksimum." Iran sejak itu telah terkena berbagai sanksi.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...